Market

UMKM Jabar Jual Ubi Cilembu Senilai Rp4,5 Miliar ke Hongkong

Ubi Cilembu ternyata laris manis di pasar dunia. Sabtu (8/10/2022) dari halaman Gedung Sate, Bandung, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum melepas ekspor ubi Cilembu senilai 300 ribu dolar Amerika atau setara dengan Rp4,5 miliar ke Hongkong (kurs Rp15.000).

Ubi Cilembu asal Sumedang ini diekspor PT Sinar Agro Cilembu, salah satu perusahaan binaan Dinas Industri dan Perdagangan Jawa Barat serta Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Barat.

“Ekspor hari ini adalah salah satu jawaban kepada dunia bahwa Indonesia ekonominya sudah pulih setelah COVID-19 apalagi Jawa Barat sudah ngabret dalam bidang ekonomi,” ujar Uu Ruzhanul Ulum.

Selain ubi, beberapa komoditas seperti kopi, tanaman hias, manggis, batok kelapa, cokelat bubuk, dan komoditas agro lain juga dikirim ke luar negeri.

“Yang dilepas hari ini oleh kita dan Insya Allah bukan hanya hari ini. Ke depan akan datang jutaan dolar ke Jawa Barat yang diterima dari penjualan produk pertanian maupun perkebunan Jabar yang dijual ke luar negeri,” tutur Uu.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar Iendra Sofyan mengatakan, pelepasan ekspor ubi cilembu merupakan upaya Pemprov Jabar memanfaatkan peluang ekspor dari sektor UMKM. Saat ini pelaku UMKM yang bisa ekspor baru mencapai 2 persen itu pun masih melalui jasa eksportir yang berbiaya tinggi sehingga mengurangi keuntungan pelaku UMKM.

Dengan terus mendorong ekspor, pihaknya berharap pelaku UMKM yang naik kelas melakukan ekspor meningkat menjadi 3-4 persen nantinya dari Jabar. “Kami ingin meningkatkan jumlah UMKM yang ekspor itu makin tumbuh dan makin berani,” katanya.

Adapun upayanya, kata Iendra, Disperindag selama ini menggelar pelatihan bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan melalui export coaching programme.  Di sana para pelaku UMKM yang telah dikurasi mendapatkan pelatihan selama satu tahun. Hal itu guna mematangkan kesiapan pelaku ekspor karena ekspor perlu proses yang tidak mudah.

Menurutnya, UMKM yang ingin ekspor harus bisa memenuhi standar 4K dalam komoditasnya, mencakup kualitas, kuantitas, kontinuitas, kemasan. Ditambah 1A yakni administrasi.

Kemudian secara pengolahan, Disperindag juga melakukan pembinaan termasuk juga dengan perangkat daerah lainnya seperti Dinas Perkebunan dan lainnya. Kemudian dari pembiayaan telah hadir dari Bank BJB.

“Ini jadi sudah lengkap kolaborasi kita dari hulu sampai hilir kita dorong untuk meningkatkan ekspor,” ujarnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button