Pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon, United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL), menyatakan akan menjalankan perannya demi memastikan gencatan senjata antara Israel dengan kelompok Lebanon, Hizbullah, dipatuhi semua pihak.
Gencatan senjata yang berlaku sejak Rabu, 27 November 2024 pukul 04.00 waktu setempat adalah upaya untuk menghentikan peperangan antara Israel dan Hizbullah yang sudah berlangsung lebih dari 14 bulan.
“Kami akan bekerja sama dengan semua pihak terkait untuk memastikan berhentinya permusuhan terwujud,” demikian menurut UNIFIL dalam pernyataannya, seperti dikutip dari Anadolu Agency, Jumat (29/11/2024).
“Kami akan terus melanjutkan tugas sesuai mandat, dan kami sudah mulai menyesuaikan operasi kami dengan situasi yang baru ini,” lanjut pernyataan pasukan PBB itu.
UNIFIL turut mendesak semua pihak untuk menerapkan secara penuh Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 1701 ‘dalam perkataan dan perbuatan’.
Resolusi yang disahkan pada 11 Agustus 2006 tersebut menyerukan penghentian permusuhan antara Hizbullah dan Israel serta pembentukan zona bebas tempur di Lebanon selatan — dikecualikan untuk militer Lebanon dan UNIFIL.
“UNIFIL dan personel penjaga perdamaian kami yang berasal dari 48 negara tetap pada posnya dan siap mendukung Lebanon dan Israel pada fase baru ini dan untuk implementasi resolusi,” demikian pernyataan UNIFIL.
Sesuai syarat gencatan senjata, Israel akan menarik pasukannya ke arah selatan dari garis demarkasi Lebanon-Israel atau ‘Garis Biru’ secara bertahap, dan pihak Lebanon akan menempatkan pasukan militernya di Lebanon selatan dalam waktu tidak lebih dari 60 hari.
Implementasi gencatan senjata akan diawasi oleh AS dan Prancis, meski rincian mekanisme pengawasan tersebut masih belum dipastikan.
Sementara itu, meski belum mengeluarkan pernyataan apapun, Hizbullah diketahui mematuhi gencatan senjata dengan tidak lagi menyerang Israel sejak berlakunya kesepakatan itu.
Serangan Israel ke Lebanon sejak Oktober lalu telah menewaskan lebih dari 3.800 orang dan memaksa sejuta lebih warga Lebanon mengungsi, demikian menurut otoritas kesehatan Lebanon.
Sekilas tentang UNIFIL
UNIFIL lahir dari upaya PBB untuk mengakhiri peperangan antara pasukan Israel dengan kelompok bersenjata di Lebanon selatan yang merebak pada awal 1978.
Menyusul disahkannya Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 425 dan 426 pada 19 Maret 1978, pasukan UNIFIL pertama tiba di kawasan tersebut pada 23 Maret 1978 dan melanjutkan tugasnya hingga kini.
Dewan Keamanan PBB menguatkan legitimasi dan tugas UNIFIL melalui Resolusi Nomor 1701 yang disahkan demi mengakhiri Perang Lebanon antara Israel dan Hizbullah tahun 2006.
Tugas utama UNIFIL untuk memastikan berhentinya peperangan di Lebanon selatan serta penarikan pasukan Israel dari kawasan itu, dan menjamin akses kemanusiaan serta pemulihan keamanan, lalu membantu pemerintah dan angkatan bersenjata Lebanon memulihkan otoritas mereka di kawasan itu.
Menurut data UNIFIL hingga 2 September 2024, ada total 10.058 personel militer dari berbagai negara sebagai anggota pasukan perdamaian di UNIFIL.
Indonesia mengirimkan 1.231 personel TNI untuk misi tersebut, sehingga menjadi kontributor terbesar UNIFIL.
Sementara itu, negara kontributor terbesar kedua dan ketiga dalam UNIFIL ada Italia dengan 1.068 personel dan India dengan 903 personel.