UNRWA Buka 130 Pusat Pendidikan Darurat di Jalur Gaza


Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengumumkan telah membuka 130 pusat pendidikan darurat yang menjadi tempat pembelajaran langsung bagi sekitar 47.000 anak di seluruh Jalur Gaza.

Pengumuman itu tertulis dalam pernyataan yang diunggah Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini di akun X miliknya pada Sabtu (15/3/2025), menyoroti peran UNRWA dalam memberikan pembelajaran langsung bagi anak-anak di Gaza yang menghadapi selama hampir 16 bulan perang genosida yang dilakukan Zionis Israel.

Mengutip kantor berita WAFA, Minggu (16/3/2025), Lazzarini menegaskan bahwa UNRWA masih menjadi penyedia layanan pembelajaran darurat dan dukungan psikososial terbesar di Gaza.

Ia menekankan bahwa ‘pendidikan mengembalikan sejumlah harapan anak-anak di Gaza, membantu mereka pulih’, mencatat perannya dalam menangani trauma yang tidak dapat diungkapkan yang dialami anak-anak.

“Kita harus menapaki jalan yang panjang untuk mendorong lebih banyak anak-anak untuk belajar. Tantangan di Gaza besar sekali dan tidak ada waktu yang terbuang. Tujuan kami adalah untuk menghindari hilangnya generasi anak-anak Palestina,” kata Lazzarini.

Israel Bunuh Lebih dari 150 Warga Gaza sejak Gencatan Senjata

Sementara itu, kantor media pemerintah Gaza pada Minggu melaporkan, tentara Israel telah membunuh lebih dari 150 warga Palestina sejak kesepakatan gencatan senjata di Gaza diberlakukan pada 19 Januari 2025.

Ditambahkan, 40 warga Palestina di Gaza telah kehilangan nyawa dalam dua pekan terakhir.

Kantor media itu berkata Israel ‘mengincar para penduduk yang mengumpulkan kayu bakar atau menginspeksi rumah mereka, sehingga mereka tewas akibat tembakan pasukan Israel’.

Pernyataan tersebut disampaikan menyusul serangan udara Israel di Beit Lahia, Jalur Gaza utara, yang menewaskan sembilan warga Palestina, termasuk jurnalis dan pekerja kemanusiaan.

Kantor media Gaza juga mendesak Mahkamah Internasional (ICJ) dan Pengadilan Kriminal Internasional (ICJ) untuk mengambil tindakan segera terhadap kejahatan perang Israel, khususnya yang dilakukan oleh pemimpinnya, Benjamin Netanyahu.