Pemain keturunan Indonesia, Kevin Diks menyatakan kalau cedera yang sempat menimpanya saat membela FC Copenhagen di babak 16 besar Europa Conference League, tidak terlalu parah.
Hal itu disampaikan Diks melalui Instagram Story Exclusive-nya baru-bari ini. Ia menyampaikan, dokter tim menyatakan cedera yang ia alami tidak begitu serius.
“Ini benar-benar menyakitkan, tetapi dokter mengatakan cedera ini tidak terlalu buruk,” kata Kevin Diks dikutip, Sabtu (8/3/2025).
Pemain berusia 28 tahun itu mengungkapkan rencananya untuk menjalani pemindaian secara medis terhadap kakinya pada Sabtu ini guna mengetahui kondisinya lebih lanjut.
“Besok (Sabtu ini) saya akan scan (pindai) dan memberitahu kalian tentang hasilnya, tetap optimis,” lanjutnya.
Ini tentu menjadi kabar yang cukup positif bagi pendukung Garuda, mengingat kehadiran Diks akan sangat dibutuhkan saat armada Patrick Kluivert tampil dalam lanjutan kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia putaran tiga, Maret ini.
Terdekat, Tim Merah Putih akan bertandang ke markas Australia, 20 Maret, dan lima hari setelahnya menjamu Bahrain di Jakarta.
Sebelumnya, Diks diketahui mengalami cedera saat FC Copenhagen menjamu Chelsea di Parken Stadium, Jumat (7/3/2025) dini hari WIB. Laga tuntas 2-1 untuk kemenangan The Blues pada leg pertama babak 16 besar Europa Conference League. Diks cedera setelah berduel dengan Trevoh Chalobah dalam perebutan bola dan harus ditarik keluar.
Nahas, nasib apes tak hanya dialami Diks, melainkan juga Chalobah, yang menjadi korban serangan rasisme dari oknum wargnet Indonesia.
Selepas pertandingan, akun Instagram Chalobah diserang netizen Indonesia di kolom komentar unggahan terbaru dengan kata-kata berbau rasisme. Saat ini sang pemain telah membatasi kolom komentarnya.
Kevin Diks pun menyayangkan hal itu. Ia juga menegaskan, cedera yang dialaminya bukan karena tindakan pemain Inggris tersebut.
“Saya mendengar soal serangan rasisme terhadap Trevoh Chalobah di Instagram akibat cedera yang saya alami,” kata Diks di akun X-nya pada Jumat.
Diks juga bilang, cedera yang dialami murni kesalahannya di lapangan dan tidak mentolerir aksi rasisme terhadap siapapun.
“Itu karena kesalahan aku sendiri. Aku tidak pernah mentolerir rasisme atau diskriminasi dalam bentuk apapun. Semua pemain berhak diperlakukan secara hormat dan setara,” kata pemain berusia 28 tahun tersebut.