Kelompok pejuang kemerdekaan Palestina, Hamas, dilaporkan menembakkan roket ke Israel pada Minggu (25/8/2024) waktu setempat. Ini terjadi di tengah serangan Hizbullah yang juga menembakkan 320 lebih roket Katyusha dan drone ke Negeri Zionis di hari yang sama.
Roket-roket Hamas ditembakkan dari wilayah Jalur Gaza. Sirine bahaya bahkan berbunyi di Rishon LeTsiyon, sebuah kota yang terletak di selatan ibu kota Israel, Tel Aviv.
Sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, mengeklaim roket yang mereka tembakkan adalah M90. “Ini merupakan respons terhadap pembantaian yang dilakukan terhadap warga sipil dan pemindahan paksa rakyat kami,” kata pernyataan Brigade Al-Qassam, seperti dikutip Al Jazeera, Senin (26/8/2024).
Meski demikian, militer Israel mengatakan roket itu mendarat di area terbuka. “Setelah sirene berbunyi di Rishon LeTsiyon, satu proyektil diidentifikasi melintas dari Jalur Gaza selatan dan jatuh di area terbuka di area Rishon LeTsiyon,” tegas militer Israel dalam sebuah pernyataan, dikutip laman yang sama.
Hamas telah berperang dengan Israel di Jalur Gaza sejak Oktober tahun lalu. Penembakan ke Tel Aviv ini dilakukan tak lama setelah Hamas melaporkan update soal gencatan senjata di Gaza, di mana delegasi kelompok tersebut meninggalkan Kairo setelah bertemu dengan mediator Mesir dan Qatar.
“Delegasi Hamas meninggalkan Kairo malam ini, setelah bertemu dengan mediator Mesir dan Qatar yang memberi pengarahan kepada mereka tentang hasil negosiasi terbaru,” kata pejabat Hamas Izzat Al-Rishq, dalam sebuah pernyataan yang dikutip AFP, Minggu.
Upaya diplomatik untuk mencapai gencatan senjata Gaza dan mencegah perang yang lebih luas semakin intensif setelah pembunuhan satu komandan Hizbullah di Beirut, Lebanon, dan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran, Iran. Ini memicu ancaman pembalasan dari Teheran dan sekutunya, yang menyalahkan Israel.
“Hamas menegaskan kembali kesiapannya untuk melaksanakan rencana Biden,” kata Al-Rishq.
Hamas sebelumnya mengatakan sebuah delegasi akan pergi ke Kairo, tetapi hanya untuk bertemu dengan para mediator daripada berpartisipasi dalam diskusi. Pada Minggu, Al-Rishq menegaskan kembali beberapa tuntutan lama Hamas untuk perjanjian gencatan senjata, khususnya penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza.
Hancurkan Masjid dan Robek Alquran
Sementara itu, Hamas meminta negara-negara dan organisasi-organisasi Arab dan Muslim untuk mengutuk dan menyatakan kemarahan terhadap pasukan Israel. Hal ini disebabkan adanya video yang menyebut militer Negeri Zionis itu membakar Kitab Suci Alquran di sebuah masjid di Gaza.
“Pembakaran Alquran dan penodaan serta penghancuran masjid-masjid menegaskan sifat ekstremis Israel dan tentara kriminalnya yang penuh kebencian serta perilaku fasis mereka terhadap apa pun yang terkait dengan identitas dan kesucian bangsa kita,” kata kelompok Palestina itu dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (24/8/2024).
Al Jazeera telah menayangkan rekaman yang menunjukkan mereka merobek halaman-halaman dari salinan Alquran dan membakarnya di Masjid Bani Saleh di Gaza Utara. Video ini diperoleh dari tentara Israel.
Saluran rekaman itu juga menerbitkan video dari pesawat otomatis Israel yang menunjukkan pengeboman Masjid Agung yang bersejarah di Khan Younis. Menurut Kantor Media Pemerintah Gaza, Israel telah menghancurkan 610 masjid dan tiga gereja selama 10 bulan terakhir di Gaza.
“Kami menyerukan kepada orang-orang bebas di dunia untuk bertindak guna membela tempat-tempat suci Muslim dan Kristen di Palestina dan mengakhiri perang pemusnahan terhadap Jalur Gaza,” tambah Hamas.
Pembakaran ini dilakukan saat Israel terus membombardir Gaza demi mengalahkan Hamas. Serangan tersebut sejauh ini telah menewaskan lebih dari 40.200 warga Palestina dan mengubah sebagian besar wilayah Gaza yang terkepung menjadi puing-puing.