News

Usai Nabi Muhammad, Kini Majalah Charlie Prancis Buat Kartun Khamenei

usai-nabi-muhammad,-kini-majalah-charlie-prancis-buat-kartun-khamenei

Jumat, 06 Jan 2023 – 02:01 WIB

Usai Nabi Muhammad, Kini Majalah Charlie Prancis Buat Kartun Khamenei

Pimpinan tertinggi sekaligus tokoh agama dan politik Iran, Ayatollah Ali Khamenei – (Reuters)

Hubungan Iran dan Prancis sedang memanas akibat salah satu media yang terkenal membuat satir, majalah Charlie menerbitkan kartun yang menyindir Teheran. Sebab dalam edisi ‘khusus’ Majalah Charlie Hebdo memuat kartun pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.

Majalah mingguan ini mengeluarkan lusinan kartun yang mengolok-olok pimpinan sekaligus tokoh agama dan politik Iran tersebut. Majalah Charlie Hebdo memang sebelumnya membuat sebuah kompetisi kartun pada Desember kemarin untuk mendukung gerakan protes di Iran pasca kematian Mahsa Amini.

Perempuan dari suku kurdi ini tewas setelah polisi moral Iran menangkapkan karena alasan penggunaan hijab yang tidak sesuai. Insiden kematian ini akhirnya menyulut emosi warga Iran hingga terjadi aksi demo dan protes besar-besaran di negara republik Islam tersebut.

Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian menilai munculnya kartun pimpinan meraka adalah sebuah penghinaan dari Prancis terhadapa Teheran.

“Tindakan menghina dan tidak senonoh dari publikasi Prancis dalam menerbitkan kartun melawan otoritas agama dan politik tidak akan berlanjut tanpa tanggapan yang efektif dan tegas,” cuit Hossein Amir-Abdollahian, dikutip Kamis (5/1/2023).

Menurutnya, sikap Prancis ini menunjukkan jika mereka tidak menghargai kedaulan dari Iran dalam kasus tersebut. Sehingga apa yang Prancis lakukan ini adalah sikap yang tidak sesuai.

“Kami tidak akan membiarkan pemerintah Prancis melangkahi batasnya. Mereka pasti telah memilih jalan yang salah,” tambahnya lagi tanpa merinci konsekuensinya.

Otoritas Iran sudah mengambil tindakan dengan memanggil Duta Besar Prancis Nicolas Roche untuk meminta penjelasan terkait keluarnya kartu yang menghina Khamenei. Meski begitu, hingga saat ini belum ada respon dari pihak Prancis dalam menyikapi protes ini.

“Prancis tidak berhak menghina kesucian negara dan negara Muslim lainnya dengan dalih kebebasan berekspresi,” kata juru bicara kebijakan luar negeri Nasser Kanani.

“Iran sedang menunggu penjelasan dan tindakan oleh pemerintah Prancis untuk mengutuk perilaku yang tidak dapat diterima dari publikasi Prancis,” tulisnya.

Sementara itu, Direktur Charlie Hebdo, Laurent Sourisseau menyatakan bahwa sikap ini mereka tunjukkan sebagai bentuk dukungan kepada warga Iran atas insiden yang terjadi di Teheran.

“Ini adalah cara untuk menunjukkan dukungan kami kepada pria dan wanita Iran yang mempertaruhkan hidup mereka untuk mempertahankan kebebasan mereka melawan teokrasi yang telah menindas mereka sejak 1979,” tulis Laurent Sourisseau, yang dikenal sebagai Riss, dalam editorialnya.

“Semua kartun yang diterbitkan “memiliki keuntungan melanggar otoritas yang diklaim oleh pemimpin tertinggi, serta kelompok antek-anteknya dan antek-antek lainnya,” tambahnya.

Sementara itu, seorang anggota parlemen Uni Eropa (MEP) Prancis, yang juga mantan menteri Presiden Emmanuel Macron, Nathalie Loiseau, menggambarkan tanggapan Iran sebagai ancaman terhadap Charlie Hebdo. Namun, ujarnya rezim Iran tak bisa melarang Prancis.

“Sangat jelas: rezim represif dan teokratis di Teheran tidak melarang Prancis,” katanya.

Khamenei adalah pemimpin penerus evolusi Ayatollah Ruhollah Khomeini yang diangkat seumur hidup. Dalam kehidupan, warga Iran memang dilarang mengkritik pimpinan tertinggi.

Sebagai informasi, Majalah Charlie Hebdo ini sempat membuat kehebohan dunia Islam. Sebab saat itu majalah lokal Prancis ini pernah mengeluarkan edisi khusus yang berisi kartu Nabi Muhammad. Atas penerbitan ini terjadilah insiden berdarah pada 2015 lalu.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button