Usai Olimpiade Paris 2024, Gregoria Fokus Rebut Gelar di Japan Open 2024


Pebulu tangkis tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung, mengungkapkan target yang ingin ia capai setelah berhasil mempersembahkan medali perunggu di Olimpiade 2024 Paris. Dengan Olimpiade Paris sebagai satu-satunya ajang multievent tahun ini, Jorji, sapaan akrab Gregoria, berencana memaksimalkan keikutsertaannya di sisa turnamen BWF World Tour 2024.

“Karena tidak ada turnamen multievent lagi ke depannya, saya akan fokus ke World Tour. Ini sudah Agustus, masih ada beberapa World Tour di akhir tahun, target saya adalah meraih gelar juara,” ujar atlet berusia 24 tahun ini dalam jumpa pers di Rumah Indonesia di Paris, Senin (5/8/2024).

Turnamen terdekat yang akan diikuti Jorji adalah Japan Open 2024, ajang BWF Super 750 yang akan berlangsung pada 20-25 Agustus 2024. Jorji berharap medali perunggu di Olimpiade dapat menjadi momentum untuk meraih podium juara di turnamen BWF tahun ini.

Sejauh ini, di tahun 2024, anak asuh Herli Djaenudin belum meraih satu pun gelar dari ajang BWF World Tour. Gelar terakhir yang dipersembahkan Jorji adalah di Japan Masters 2023.

Selain itu, Jorji juga mengakui bahwa pengalaman tampil di Olimpiade menjadi pelajaran berharga baginya, terutama dalam belajar dari para pemain hebat dunia. 

“Pelajaran yang didapat banyak ya, pastinya dari seluruh pemain hebat di negara masing-masing, mereka sangat menunjukkan semangat juang tinggi,” katanya.

Jorji juga menyinggung semangat juang yang ditunjukkan oleh pebulu tangkis senior asal Spanyol, Carolina Marin. Juara Olimpiade 2016 Rio tersebut harus mengundurkan diri dari Olimpiade 2024 karena cedera saat laga semifinal melawan He Bing Jiao dari China. Marin mengalami cedera lutut kanan yang memaksanya untuk retired, meskipun tengah memimpin 21-14, 10-6 atas Bing Jiao.

“Sayang sekali Carolina Marin cedera, mimpi buruk semua atlet, tapi kita lihat daya juangnya. Saya juga melihat bagaimana kerja sama tim Indonesia—atlet, pelatih, dan jajaran pengurus—semuanya bekerja keras untuk satu mimpi, yakni medali,” ujar Jorji.

Keputusan Marin untuk mundur membuat Jorji secara otomatis mendapatkan medali perunggu tanpa perlu bertarung di perebutan tempat ketiga.