Market

Utang Tersisa Rp76 Triliun, Bos Garuda Yakin Bisa Balikkan Keadaan

Sabtu, 08 Okt 2022 – 20:54 WIB

Irfangarudavoi - inilah.com

Direktur Utama Garuda, Irfan Setiaputra. (Foto: VOI).

Didera utang jumbo Rp76 triliun, tak membuat PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, kehilangan semangat. Masuk kuartal IV, maskapai pelat ini semakin optimis pendapatan naik.

Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra mengatakan, optimisme perseroan sejalan dengan upaya intensif perusahaan dalam mengimplementasikan langkah restrukturisasi kinerja secara menyeluruh pada berbagai lini bisnisnya.

Pada kuartal IV-2022, tingkat permintaan penumpang menunjukkan proyeksi pertumbuhan yang menjanjikan. Dari total ketersediaan kursi pada keseluruhan periode akhir tahun yaitu sedikitnya 2,7 juta kursi untuk periode Oktober sampai dengan Desember, tingkat permintaan penumpang jelang kuartal IV 2022 berkisar di angka 84 persen.

“Angka tersebut tentunya akan bergerak dinamis sejalan dengan program restorasi armada yang sedang berlangsung serta demand pasar di periode peak season natal dan tahun baru mendatang,” kata Irfan, Sabtu (8/10/2022).

Sementara, laporan rugi-laba komprehensif konsolidasian pada semester I-2022, Garuda mencatatkan laba bersih US$3,76 miliar. Laba bersih tersebut berasal dari peningkatan pendapatan usaha sebesar 26,1 persen serta diiringi penurunan beban usaha sekitar 11,71 persen dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.

Kinerja operasional Garuda Indonesia secara grup mencatatkan pertumbuhan penumpang sebesar 10,59 persen atau 6.516.555 penumpang dari periode yang sama di tahun sebelumnya yaitu 5.892.274 penumpang.

Dalam enam bulan pertama 2022, jumlah penumpang Garuda mencapai 2.177.034 penumpang, naik ketimbang semester I-2021 sebanyak 1.910.475 penumpang. Pertumbuhan signifikan tercatat dari rute internasional yang meningkat 285 persen dengan total 218.734 penumpang.

Lebih lanjut, Irfan mengatakan Garuda Indonesia tengah mengakselerasikan berbagai upaya strategis dalam memaksimalkan langkah restrukturisasi yang mulai dijalankan. Misalnya, melalui kesiapan implementasi rights issue sebagai bagian dari tindak lanjut persetujuan proposal perdamaian PKPU dan rencana penambahan struktur permodalan melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) dari Pemerintah.

Pada September lalu, Direktur Jenderal (Dirjen) Kekayaan Negara Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Rionald Silaban mengklaim utang PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mengalami penurunan setelah restrukturisasi dilakukan. Tidak tanggung-tanggung, utang Garuda tersisat 50%.

Rionald memaparkan, pada awalnya utang Garuda berkisar US$10,1 miliar. Kini, utang tersebut sudah turun jadi hanya US$5,1 miliar saja. Bila dirupiahkan dengan kurs terkini, artinya utang Garuda pernah melonjak ke angka Rp151 triliun (dalam kurs Rp 15.000). Kini turun menjadi hanya Rp76,5 triliun. “Setelah restrukturisasi terjadi, maka

“Setelah restrukturisasi terjadi, maka total utang perseroan secara konsolidasi menurun dari US$ 10,1 miliar menjadi US$ 5,1 miliar. Jadi secara keseluruhan turun 50%,” ungkap Rionald dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Kamis (22/9/2022).

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button