Hangout

Viral Grup Marah Marah di Facebook, Bagaimana Mengelola Emosi Anda?

Banyak cara melampiaskan rasa kesal dan marah Anda. Salah satunya grup Facebook yang memang menampung kemarahan orang. Apakah rasa marah harus dilampiaskan dengan kata-kata kasar di media sosial? Bagaimana mengelola emosi Anda?

Sebuah grup Facebook menjadi viral karena bisa menjadi sarana Anda yang ingin marah-marah. Grup yang bernama ‘Grup Marah Marah’ anggotanya bebas melampiaskan kekesalannya tentang masalah apapun bahkan dengan kata-kata kotor dan jorok sekalipun. Dari mulai masalah keluarga, pekerjaan hingga kepada pasangannya.

Entah memang netizen banyak memang sedang menghadapi kesehatan mental, anggota grup ini terus bertambah bahkan hingga Selasa (30/8/2022) sudah mencapai 28.200 lebih. Netizen pun akhirnya membuat konsep grup yang sama di Twitter. Kini, banyak bermunculan grup nyeleneh yang dibuat untuk menampung beragam keinginan netizen termasuk melampiaskan emosi.

Fenomena ini menarik mengingat biasanya orang lebih memilih memendam kemarahan. Biasanya untuk mencegah konflik kadang kita seringkali harus menekan dan memendam marah kemudian terpaksa bersabar.

Menekan kemarahan adalah tindakan sadar untuk menutupi pikiran atau perasaan atau dorongan terkait perilaku tertentu. Namun menahan marah sampai jangka waktu lama yang akan berdampak buruk secara psikologis. “Biasanya ketika kita menekan emosi seperti ini, memicu perasaan cemas. Memendam marah bukanlah cara yang baik. Lalu apakah marah harus Anda luapkan begitu saja?” kata dr Jiemi Adrian SpKJ, ahli kesehatan jiwa di channel video YouTube-nya.

Sementara Rizki dari channel Satu Persen menilai dengan memendam emosi, tanpa sadar tiba-tiba sudah ada banyak hal yang bersarang di pikiran. Jadi tidak punya ruang lagi untuk memikirkan hal-hal lain sehingga gampang stres. “Bagaimana tidak stres, kapasitas pikirannya sudah penuh sama hal-hal yang kita pendam,” kata Rizki.

Ia mengingatkan, semua emosi yang muncul di pikiran selalu ada sumbernya. Tidak ada yang tiba-tiba merasakan sebuah emosi. Tiba-tiba marah atau tiba-tiba senang.

Bentuk Kemarahan Berbeda-beda

Banyak cara yang berbeda setiap orang untuk melampiaskan kemarahannya. Ada yang melempar barang, berteriak, ada pula yang dengan lantang mengungkapkan ketidakpuasannya. Lalu ada pula yang mengasingkan diri, merajuk, berlama-lama uring-uringan, atau jatuh sakit. Kemarahan bisa berupa verbal, mental, dan emosional. Tidak hanya berupa kekerasan fisik seperti memukul, intimidasi dan pelecehan verbal juga dapat disebut sebagai kemarahan.

Setiap orang rentan terhadap kemarahan. Tetapi tidak semua orang memiliki alasan yang sama untuk marah. Penyebabnya mungkin berbeda pada setiap orang. Bagi sebagian orang, kemarahan mungkin dipicu oleh masalah keluarga. Bisa juga masalah keuangan dan atau stres yang terkait dengan pekerjaan atau hubungan dengan pasangan. Ada juga orang yang menderita gangguan tertentu yang dapat menyebabkan masalah yang berkaitan dengan kemarahan dan agresi.

Tingkat kesabaran seseorang berbeda-beda. Pada orang yang mudah marah biasanya sangat rendah tingkat kesabarannya dan sering muncul karena frustrasi. Juga dipengaruhi pada apa yang Anda alami di masa lalu dan riwayat keluarga. Jika Anda pernah mengalami pengalaman traumatis, pernah mengalami kehilangan atau berduka, kemarahan bisa menjadi akibat dari itu semua.

Kemarahan memiliki berbagai tanda dan gejala, baik emosional maupun fisik. Gejala fisik masalah kemarahan meliputi tekanan darah tinggi, palpitasi jantung, ketegangan dan kekencangan otot, hilang kesadaran hingga sensasi kesemutan. Gejala emosional dari masalah kemarahan meliputi frustrasi, iritasi, kecemasan, perilaku sembrono, sering berdebat dan menyendiri.

Terkadang membiarkan semuanya emosi tersalurkan keluar adalah cara terbaik untuk membebaskan diri dari belenggu frustrasi. Tetapi tidak dapat mengendalikan amarah juga dapat merusak kesehatan serta kesejahteraan mental Anda.

Penyebab Kemarahan

Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan kemarahan pada orang di antaranya depresi. Seringkali, depresi dapat menyebabkan kesedihan berkepanjangan dan perubahan suasana hati yang ekstrem, menyebabkan frustrasi dan kemarahan bahkan pada hal-hal kecil. Ini mungkin tampak tidak masuk akal bagi orang lain, tetapi orang yang depresi rentan terhadap ledakan emosi yang tidak terkendali.

Penyebab kemarahan lainnya adalah Gangguan Obsesif Kompulsif (OCD). OCD merupakan jenis gangguan kecemasan yang membuat seseorang rentan terhadap pikiran obsesif dan perilaku kompulsif. Paling sering, kebutuhan menyelesaikan ritual tertentu atau mengikuti jadwal dan ketidakmampuan melakukan hal itu dapat memicu frustrasi, yang menyebabkan kemarahan. Juga, pikiran obsesif dan perilaku kompulsif terkadang dapat meningkatkan tingkat iritabilitas pada seseorang.

Gangguan bipolar juga merupakan kondisi serius, yang dapat menyebabkan perubahan dramatis dalam suasana hati dan kepribadian Anda. Orang yang berurusan dengan gangguan ini bisa mengalami kemarahan yang memuncak.

Kemungkinan penyebab lainnya menurut para ahli adalah minum alkohol terlalu banyak atau penyalahgunaan obat yang dapat menyebabkan agresi yang berlebihan. Konsumsi alkohol dan penggunaan obat-obatan yang tidak perlu, dapat menghilangkan kemampuan Anda untuk berpikir jernih dan rasional. Ini merusak Anda dari kemampuan untuk mengendalikan impuls, yang mengarah ke kemarahan.

Mengelola Amarah

Anda tak boleh membiarkan amarah terus mengganggu kehidupan Anda. Karena itu, ada beberapa tips agar tetap tenang mengelola amarah meski sedang marah. Misalnya, ketika Anda sudah kehabisan tenaga dan diliputi oleh emosi marah, ambillah istirahat. Menarik napas cukup dalam dapat membantu mengendurkan otot dan juga menenangkan saraf.

Berjalan-jalanlah karena bisa membantu Anda mengelola amarah. Ini tidak hanya melemaskan semua otot tetapi juga membantu menenangkan diri. Selain itu, juga memberi Anda waktu untuk memikirkan proses dan rekonsiliasi.

Ketika pikiran dibanjiri oleh pikiran-pikiran yang mengganggu dan tidak ada yang dapat Anda lakukan, kemungkinan besar Anda akan sangat marah. Pada saat-saat seperti itu, Anda dapat mencari penghiburan dengan kata-kata. Kata atau frasa seperti ‘Santai’, ‘Tenang saja’, dan ‘Kamu akan baik-baik saja’ adalah contoh yang bagus.

Ada baiknya Anda mencoba mendengarkan musik. Lagu-lagu dan lirik yang menenangkan dapat membantu Anda rileks dan menemukan hiburan. Anda juga bisa mencoba melakukan latihan peregangan dan relaksasi sendi untuk meluruskan atau mengendorkan kelompok otot yang tegang.

Beberapa orang yang sering mengalami kemarahan memilih untuk meluangkan waktu untuk menyendiri. Masuk ke ruangan yang tenang dan hindari orang-orang di sekitar. Ini akan memberi Anda kedamaian yang Anda butuhkan dan waktu untuk memikirkan semuanya. Kalau perlu lakukan meditasi, rileksasi atau yoga dengan menarik nafas dalam-dalam dengan memusatkan pikiran sehingga bisa lebih plong.

Mungkin Anda akan lebih tenang jika menuliskan perasaan ketika sedang marah atatu emosi. Menulis bisa menghilangkan atau mengurangi sebagian beban mental atau stres dan menjadi alternatif untuk menenangkan diri.

Setiap koin memiliki dua sisi. Anda mungkin marah pada sesuatu, tapi kadangkala berawal dari kesalahpahaman yang dapat menyebabkan agresi yang hebat. Karena itu, jangan langsung mengambil kesimpulan. Diskusikan atau bicarakan dengan baik-baik untuk mendapatkan penyelesaian.

Ada pula yang memilih meredam amarah dengan mengungkapkan perasaan langsung kepada teman, sahabat, atau keluarga yang Anda percaya. Berbicara dengan orang lain, atau kalau perlu dengan psikolog akan sangat membantu bahkan juga bisa mendapatkan solusi terbaik.

Ada juga yang menyarankan cara yang lebih baik untuk tetap tenang adalah berempati terhadap orang tersebut. Meskipun dia mungkin telah mengecewakan Anda hingga tingkat yang tak terbayangkan, dengan menempatkan diri pada posisi mereka, Anda dapat menemukan kesamaan.

Tidak ada salahnya mengungkapkan kemarahan, tetapi Anda harus melakukannya dengan penuh perhatian. Diskusi atau dialog yang produktif dapat membantu. Minta teman untuk memoderasinya, untuk menghindari terjadinya ledakan emosi tak tertahankan yang malah membuat Anda jadi kontraproduktif.

Anda mungkin tidak puas dengan kemarahan yang Anda hadapi tetapi sebaiknya tidak perlu menyimpan dendam. Jika tidak memaafkan orang yang membuat Anda marah, Anda mungkin akan merasa marah sepanjang waktu dan itu juga dapat memengaruhi aspek lain dalam kehidupan Anda. Yang rugi tentu Anda sendiri.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button