Virus Nyamuk Langka dan Mematikan ‘Triple E’ Menyebar di Timur Laut AS


Amerika Serikat mencatat kematian pertama tahun ini akibat virus langka yang ditularkan melalui nyamuk. Beberapa negara bagian di AS telah mengeluarkan peringatan terhadap menyebarnya virus yang menyerang sistem saraf pusat dan dapat menyebabkan peradangan atau pembengkakan otak tersebut.

Pejabat di New Hampshire mengumumkan kematian pasien tersebut Selasa (27/8/2024). Nyamuk di beberapa daerah di negara bagian tersebut diyakini terinfeksi virus sementara daerah sekitarnya berada dalam status siaga tinggi, khususnya di negara bagian tetangga, Massachusetts. Apa virus yang ditularkan melalui nyamuk, dan seberapa jauh penyebarannya?

Mengutip Al Jazeera, virus ini secara resmi disebut virus ensefalitis kuda timur (EEEV), yang juga dikenal sebagai ‘Triple E’. Langka tetapi parah, virus ini pertama kali diidentifikasi pada kuda di Massachusetts pada tahun 1938. Sejak itu, telah terjadi 118 kasus pada manusia dan 64 kematian akibat virus itu di negara bagian tersebut, berdasarkan data dari Departemen Kesehatan Masyarakat Massachusetts.

Virus ini ditemukan di Amerika Utara dan Karibia sementara kasus pada manusia terutama terjadi di negara bagian timur dan Pantai Teluk AS. Hal ini dapat dikaitkan dengan “ekologi kompleks dari beberapa spesies burung dan nyamuk berbeda yang bergantung pada rawa arboreal untuk berkembang biak,” kata Verity Hill, ilmuwan peneliti asosiasi di Sekolah Kesehatan Masyarakat Universitas Yale. Selain itu, nyamuk ekor hitam – pembawa utama virus – ditemukan terutama di wilayah timur AS, Meksiko, dan Karibia.

Bagaimana Virus itu Menyebar?

Virus ini biasanya beredar melalui burung-burung di rawa-rawa yang ditumbuhi pohon keras. Spesies nyamuk yang memangsa manusia dan mamalia menyebarkan virus ketika mereka menggigit burung yang terinfeksi atau mamalia, lalu menyuntikkan virus ke dalam aliran darahnya.

Tidak seperti burung, manusia dan kuda yang terinfeksi merupakan “inang buntu”, yang berarti mereka tidak memiliki cukup virus dalam darah mereka untuk menularkan EEEV ke nyamuk yang mungkin menggigit mereka, kata Hill kepada Al Jazeera. Ini berarti mereka tidak dapat menularkan virus ke hewan atau manusia lainnya. Infeksi cenderung asimtomatik pada burung tetapi mematikan pada kuda.

Pembawa EEE yang paling umum adalah nyamuk ekor hitam (Culiseta melanura) sementara yang lain termasuk Aedes, yang menularkan virus dengue, dan Coquillettidia. Musim panas hingga musim gugur adalah musim nyamuk di AS, menjadikannya waktu yang sangat berisiko bagi virus tersebut.

Apa Saja Gejalanya?

Gejala pada manusia biasanya muncul empat hingga 10 hari setelah infeksi. Gejalanya meliputi, tiba-tiba timbul demam dan menggigil, sakit kepala, muntah dan diare, kejang dan perubahan perilaku, mengantuk dan disorientasi serta dalam dalam kasus yang parah, pembengkakan otak (ensefalitis). EEE didiagnosis dengan mengamati gejala dan menguji cairan tulang belakang atau darah, yang dapat menunjukkan apakah virus atau antibodi virus ada.

Ada lima kasus EEEV yang terkonfirmasi pada manusia di AS pada tahun 2024 – masing-masing satu di Massachusetts, New Jersey, Vermont, Wisconsin, dan New Hampshire. Di Oxford, Massachusetts, seorang pria berusia 80 tahun terinfeksi pada pertengahan Agustus, menjadi kasus manusia pertama di negara bagian itu sejak 2020. Satu-satunya kematian yang dilaporkan sejauh ini adalah yang terjadi di New Hampshire.

Seberapa Berbahayanya Virus Ini?

EEE jarang terjadi pada manusia. Dari tahun 2003 hingga 2023, terdapat 196 kasus di seluruh AS, menurut data yang dikumpulkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC). Negara ini melaporkan rata-rata 11 kasus setiap tahunnya. 

Wabah terbesar terjadi pada tahun 2019 dengan 38 kasus dan 12 kematian di seluruh negeri. Otoritas kesehatan masyarakat menganggapnya sebagai penyakit serius karena dampaknya pada otak dan tingkat kematian sebesar 30 persen. Bahkan jika bertahan hidup, banyak dari mereka yang terinfeksi akan mengalami masalah neurologis jangka panjang.

Bagaimana virus tersebut dapat dikendalikan atau diobati? Otoritas kesehatan masyarakat mengatakan pencegahan sangat penting karena belum ada pengobatan atau vaksin khusus untuk manusia. Langkah-langkah pengendalian meliputi:

  • Menggunakan obat nyamuk yang telah disetujui pemerintah
  • Melaksanakan program pengendalian nyamuk, termasuk penyemprotan pestisida melalui udara dan truk
  • Mengenakan baju lengan panjang dan celana panjang selama jam-jam puncak nyamuk (dari senja hingga fajar)
  • Memasang kasa anti nyamuk di jendela dan pintu
  • Menguras genangan air di sekitar rumah
  • Menghindari aktivitas luar ruangan saat puncak nyamuk

Penanganannya difokuskan pada penanganan gejala dan pemberian perawatan suportif, seperti pemberian resep obat pereda nyeri. Beberapa negara sudah mengambil sejumlah langkah untuk mengekang penyebaran virus, termasuk berbagai tingkat karantina wilayah. 

Kota Plymouth di Massachusetts menutup fasilitas publik luar ruangan mulai dari senja hingga fajar. Negara bagian timur laut itu juga mengimbau warga untuk menghindari aktivitas luar ruangan selama jam-jam puncak nyamuk. Penyemprotan insektisida dari udara dan menggunakan truk juga dilakukan di beberapa daerah.

Sebelumnya ada beberapa penyakit yang disebarkan oleh nyamuk di AS. Virus West Nile yang ditularkan melalui nyamuk tetapi kurang mematikan telah menginfeksi 289 orang di AS tahun ini. Negara ini juga mencatat 3.861 kasus demam berdarah tahun ini, sudah melampaui 3.352 kasus yang dilaporkan sepanjang tahun 2023.

Demam berdarah menyebabkan demam tinggi dan nyeri otot serta sendi dan telah mencapai tingkat tertinggi di seluruh dunia, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS. Angka kematian dapat mencapai 13 persen pada pasien yang tidak diobati.

Para ahli telah memperingatkan bahwa perubahan iklim memperpanjang durasi musim nyamuk, yang ditandai dengan tingkat kelembapan dan suhu panas tertentu. Prevalensi virus dalam nyamuk juga dapat menjadi indikator risiko bagi manusia.