Hangout

Virus Polio Ditemukan di Aceh, Imunisasi Massal Masih Minim

virus-polio-ditemukan-di-aceh,-imunisasi-massal-masih-minim

Polio menjadi perhatian publik karena naik kasusnya menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) setelah ditemukan di Pidie, Aceh. Hal tersebut dikarenakan kurangnya cangkupan imunisasi pada anak sehingga tiga anak terkena virus polio.

Penyakit menular yang disebabkan oleh virus polio yang menyerang sistem saraf ini, menyebabkan lumpuh layuh sehingga terjadi kecacatan permanen bahkan seumur hidup. Berdasarkan data dari Anggota Unit Kerja Koordinasi Infeksi Penyakit Tropik IDAI dan dokter spesialis anak di Aceh, Dr dr Raihan, SpA(K) menyebutkan salah satu dari 3 anak yang terkena polio mengeluh deman selama 3 hari.

“Demam tiga hari lalu nyeri pinggul kiri, paha kiri, betis kiri dan tidak bisa berjalan. Tidak ada riwayat trauma ataupun terjatuh,” ujarnya saat temu media virtual, Jumat (2/12/2022).

Diketahui, anak usia 7 tahun ini tidak pernah diimunisasi sejak kecil. Terkait hal tersebut Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie melakukan survei cepat (RCA) terhadap 26 rumah tangga di desa Mane, Kabupaten Pidie pada 10 November 2022.

“Kami melakukan survei cepat terhadap 26 rumah yang dikunjungi, 33 anak berusia 0-59 bulan dan 49 anak dengan usia kurang dari 15 tahun. Dari 33 anak, hanya 8 anak atau 24 persen diimunisasi OPV lengkap dan tidak ada yang pernah mendapatkan IPV,” katanya saat menjelaskan data tersebut.

Sebagai informasi, melansir dari alodokter terdaoat dua jenis vaksin polio, yaitu Oral Polio Vaccine (OPV) dan Inactivated Polio Vaccine (IPV). OPV mengandung virus polio hidup yang dilemahkan, sementara itu IPV menggunakan virus yang sudah tidak aktif.

“Alasan orang tua atau pengasuh tidak mengimunisasi anak adalah takut terkena efek samping,” sambungnya.

Lebih lanjut pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap air dan tinja sekiar lingkungan anak tersebut untuk mengurangi penularan polio. Selain itu, Raihan menlanjutkan pihaknya segera melakukan vaksinasi massal dan sudah melakukan advokasi pada pemerintah setempat.

“Selain sample tinja, air juga diambil sampel nya untuk membuktikan ada penularan melalui ligkungan. Sudah disampaikan satu kasus saja lansung KLB, Aceh dalam pengawasan ketat,” tegasnya.

Raihan mengungkapkan bahwa pasiennya tersebut tidak memiliki WC dan lebih sering ke sungai untuk MCK. Raihan mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk biasakan perilaku hidup bersih dan sehat, cuci tangan menggunakan sabun serta menggunakan air matang untuk makan dan minum. Selain itu laporkan jika terdapat kasus lumpuh layuh pada anak usia 0 sampai kurang dari 15 tahun yang terjadi secara mendadak.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button