Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi mengatakan Presiden RI Prabowo Subianto sudah memberikan instruksi terkait wacana Work From anywhere (WFA) bagi pegawai kantoran.
Hal itu disampaikan usai Dudy menghadap ke Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (18/2/2025). Menurutnya, petunjuk tersebut akan diteruskan untuk dibicarakan lebih lanjut dengan kementerian/lembaga terkait.
“Beliau (Prabowo) sudah memberi petunjuk, nanti kita koordinasi dengan Kemenpan RB terkait dengan ASN, kemudian pegawai BUMN nanti kita akan koordinasi dengan Kemenpan RB, kemudian dengan BUMN dan ATR,” kata Dudy kepada wartawan.
“Saya juga sudah koordinasi dengan Kemenaker, Kemenaker juga akan bicara dengan pengusaha,” ujarnya.
Dudy belum bisa memastikan apakah kebijakan WFH akan menjadi kebijakan yang wajib di setiap kementerian/lembaga dan perusahaan swasta. Ia menyebut masalah ini masih perlu didiskusikan lebih jauh.”Nanti tergantung dari Kemenpan RB. Tapi harapannya WFH itu untuk mengurai jangan sampai terjadi kemacetan,” tuturnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi V DPR RI Syaiful Huda mendukung wacana bekerja dari mana saja atau work from anywhere (WFA) yang disampaikan Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi. Menurut Huda, penerapan WFA di kalangan pegawai negeri sipil maupun swasta akan memberikan waktu lebih panjang bagi para pemudik mempersiapkan perjalanan ke kampung halaman masing-masing.
“Konsep WFA ini layak dikaji agar para pemudik lebaran maupun Hari Raya Nyepi tidak menempuh perjalanan di satu waktu sehingga mengurangi potensi kemacetan di jalur tol, akses bandar udara, maupun ke pelabuhan,” ujar Syaiful Huda, Jakarta, Senin (27/1/2025).
Usulan tersebut diketahui dalam rangka untuk menekan potensi kemacetan mudik lebaran dan nyepi 2025. Untuk diketahui, Menhub Dudy Purwagandhi mengusulkan konsep WFA menjelang Hari Raya Nyepi dan Idul Fitri 2025. Konsep WFA ini diusulkan diterapkan mulai 24-27 Maret 2025 dan 8-11 April 2025.
Huda mengatakan, lebaran 2025 diperkirakan jatuh pada 31 Maret atau 1 April 2025. Sedangkan Hari Raya Nyepi jatuh pada 29 Maret 2025. Mepetnya dua hari besar berpotensi mengganggu arus mudik, karena berhentinya layanan di Pelabuhan Gilimanuk maupun Bandara Ngurah Rai selama perayaan Nyepi.
“Situasi ini harus diantisipasi jauh hari dan konsep WFA yang disampaikan oleh Menhub Dudy cukup masuk relevan diterapkan sehingga pemudik terutama dari Bali dan sekitarnya bisa jauh hari menyiapkan diri,” tuturnya.
Dia menilai akan ada peningkatan signifikan pergerakan orang dan barang jelang mudik lebaran dan Hari Raya Nyepi. Jika rata-rata pergerakan orang saat mudik lebaran saja mencapai 193 juta jiwa, maka dengan adanya mudik nyepi yang waktunya berdekatan bisa meningkatkan pergerakan orang hingga hampir 197 juta jiwa.
“Meskipun angka pasti pergerakan orang ini menunggu hasil survei Kemenhub, tetapi situasi adanya dua hari raya yang jatuh dalam kurun waktu hampir bersamaan harus diantisipasi secara serius,” ujar Huda.