Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes), Dante Saksono Harbuwono, mengungkapkan bahwa hadirnya fasilitas Daewoong Biologics Indonesia di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, akan membantu menurunkan biaya pengobatan bagi masyarakat Indonesia. Fasilitas farmasi ini memiliki fokus utama pada produksi terapi sel punca (stem cell) dan kosmetik regeneratif, dengan total investasi lebih dari Rp4,6 triliun.
Wamenkes menekankan bahwa salah satu manfaat terbesar dari pembangunan fasilitas ini adalah kemampuan untuk melakukan seluruh proses terapi sel punca di Indonesia.
Sebelumnya, banyak pasien yang harus mengirimkan sampel sel punca mereka ke luar negeri untuk diproses, yang tentunya memerlukan biaya tambahan. Dengan fasilitas baru ini, seluruh proses mulai dari pengambilan sel punca, pemrosesan, hingga penggunaannya dalam terapi, dapat dilakukan secara lokal.
“Ini adalah langkah besar menuju kemandirian pengobatan. Dengan hadirnya fasilitas Daewoong, kita tidak perlu lagi mengirim sel punca ke luar negeri. Semua bisa dilakukan di Indonesia, dan ini akan menurunkan biaya pengobatan secara signifikan,” ujar Dante saat ditemui inilah.com di kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Kamis (12/9/2024).
Solusi untuk Penyakit Degeneratif dengan Biaya Lebih Terjangkau
Peningkatan prevalensi penyakit degeneratif seperti kanker, penyakit jantung, dan gangguan syaraf di Indonesia menuntut adanya solusi inovatif yang tidak hanya efektif, tetapi juga terjangkau.
Terapi sel punca menjadi salah satu pendekatan terbaru yang menawarkan harapan baru bagi pasien-pasien dengan kondisi tersebut.
Wamenkes mengungkapkan bahwa biaya tinggi yang selama ini menjadi penghalang bagi pasien untuk mengakses terapi sel punca dapat ditekan dengan hadirnya fasilitas produksi lokal seperti Daewoong Biologics.
“Dengan produksi yang dilakukan di dalam negeri, kita berharap terapi ini bisa diakses lebih luas oleh masyarakat, khususnya bagi mereka yang menderita penyakit degeneratif,” katanya.
Selain menurunkan biaya pengobatan, Dante juga menyoroti pentingnya peningkatan akses masyarakat terhadap pengobatan inovatif. Menurutnya, pembangunan fasilitas ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mempercepat ketersediaan pengobatan mutakhir di Indonesia, sekaligus mengurangi ketergantungan pada pengobatan di luar negeri.
“Terapi sel punca ini menawarkan harapan baru, terutama bagi pasien yang tidak bisa diobati dengan metode konvensional. Dengan fasilitas ini, kita bisa memperluas akses pengobatan dan memberikan pilihan yang lebih efisien serta terjangkau bagi masyarakat,” tambahnya.
Alih Teknologi dan Komitmen Pemerintah
Hadirnya fasilitas Daewoong Biologics Indonesia juga tidak lepas dari program alih teknologi yang dijalankan antara Indonesia dan Korea Selatan.
Sebanyak 120 tenaga kerja Indonesia yang sebelumnya dilatih di Korea akan kembali ke Tanah Air untuk mengembangkan teknologi ini. Mereka akan memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh untuk mengoptimalkan penggunaan terapi sel punca di Indonesia.
Wamenkes menekankan pentingnya kolaborasi lintas negara dalam pengembangan teknologi medis. “Ini bukan hanya soal fasilitas, tapi juga transfer pengetahuan dan keterampilan. Kita tidak hanya mendatangkan teknologi, tapi juga membangun sumber daya manusia Indonesia yang mampu mengembangkan teknologi ini untuk masa depan,” ujar Dante.
Dukungan BPOM dan Uji Klinis
Kepala BPOM, Taruna Ikrar, yang turut hadir dalam peresmian ini, memastikan bahwa produk terapi sel punca dari fasilitas ini akan melalui berbagai uji klinis ketat untuk menjamin keamanan, khasiat, dan kualitasnya.
Fasilitas ini merupakan yang keempat di Indonesia yang mendapatkan sertifikasi Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dari BPOM.
“Kami berkomitmen untuk mengawal setiap tahap produksi hingga uji klinis agar produk yang dihasilkan aman dan berkualitas. Ini adalah langkah penting untuk memberikan jaminan keamanan bagi masyarakat yang akan menggunakan terapi sel punca ini,” kata Taruna.