News

Wapres Ma’ruf Buka Rakernas BKKBN 2022

Wakil Presiden Ma’ruf Amin resmi membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Tahun 2022.

Dalam sambutannya, Ma’ruf mencermati peran BKKBN, sebagai aktor sentral dalam membangun ketahanan keluarga Indonesia.

“Peran BKKBN sebagai aktor sentral dalam membangun ketahanan keluarga Indonesia secara utuh, harus kembali digemakan dalam Rakernas ini. Selama lebih dari 50 tahun, BKKBN telah mengedukasi dan memandu masyarakat untuk memahami pentingnya kependudukan dan keluarga berencana beserta seluruh aspeknya,” kata Ma’ruf melalui sambungan video, Selasa (22/2/2022).

Ma’ruf menambahkan, salah satu peran strategis BKKBN ialah pencanangan Program Keluarga Berencana (KB), yang bertujuan untuk menekan angka kelahiran dan mengendalikan angka pertumbuhan penduduk di Indonesia.

Keberhasilan Program KB di masa lalu tersebut adalah salah satu contoh nyata dari peran strategis BKKBN.

Meski zaman berkembang pesat dan generasi berubah mengikuti zaman, lanjut Ma’ruf, BKKBN harus tetap menjadi garda terdepan, bahkan memperkuat peran melalui kemitraan strategis dengan aktor-aktor penting lainnya.

Tema Rakernas BKKBN Tahun 2022 mengusung dua fokus utama, yaitu penguatan Program Bangga Kencana (Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana) serta penurunan angka kekerdilan pada anak atau stunting.

Oleh karena itu, dalam dua tahun ke depan, Indonesia harus melihat capaian konkret dan terukur, terutama agar prevalensi stunting turun ke angka 14 persen pada 2024, sesuai target RPJMN 2020-2024. Bahkan angka stunting diharapkan menjadi nol persen pada 2030.

Ma’ruf menambahkan, permasalahan stunting harus ditangani secara serius. Lebih dari itu, lanjutnya, stunting dapat mematikan masa depan seorang anak, bahkan sebelum tumbuh dewasa karena stunting mengindikasikan kemampuan kognitif anak.

“Padahal human capital sangat menentukan keberhasilan pembangunan. Bila nyaris 30 persen anak Indonesia stunting, artinya 30 persen kekuatan pembangunan Indonesia di masa depannya terancam hilang,” ujar Ma’ruf.

Kerugian ekonomi bagi negara yang ditimbulkan oleh stunting juga merupakan masalah serius, karena 2 hingga 3 persen Produk Domestik Bruto (PDB) hilang per tahun akibat stunting​​​​​​​.

“Dengan jumlah PDB Indonesia tahun 2020 sekitar Rp15.000 triliun, maka potensi kerugian akibat stunting mencapai Rp450 triliun per tahun. Sehubungan dengan itu, saya kerap sampaikan bahwa sebetulnya tidak ada masalah dengan ketersediaan program, kegiatan, dan anggaran. Seluruhnya hanya perlu dioptimalkan dengan mengedepankan pendekatan keluarga dan kolaboratif, melalui kemitraan. Sehingga konvergensi lintas sektor bukan sekadar wacana, melainkan sungguh bisa terlaksana,” tandasnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button