News

Warga Ibu Kota Diminta Tidak Pilih-Pilih Jenis Vaksin Booster

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Widyastuti mengajak seluruh masyarakat yang sudah mendapatkan tiket vaksin dosis ketiga (booster) untuk segera vaksin. Tidak pilih-pilih jenis vaksin booster, namun menyesuaikan dengan ketersediaan jenis vaksin.

“Saat ini, Jakarta sedang masif menggunakan vaksin AstraZeneca untuk dosis ketiga atau booster karena memang jenis itu yang sekarang tersedia. Kami mengajak seluruh masyarakat agar tidak pilih-pilih jenis vaksin booster,” Widyastuti, Rabu (9/2/2022).

Kebanyakan masyarakat yang sudah mendapatkan tiket vaksin dosis ketiga adalah yang menggunakan Sinovac atau AstraZeneca pada dosis 1 dan dosis 2. Booster menggunakan vaksin AstraZeneca efektif mencegah gejala apabila terpapar COVID-19 sebanyak 93%, sedangkan vaksin Pfizer sebesar 90%. Selain itu, booster menggunakan vaksin AstraZeneca juga efektif mencegah rawat inap apabila terpapar COVID-19 sebesar 96%, sedangkan vaksin Pfizer sebesar 87% (Ministerio de Salud, Chile, 2021).

“Untuk itu, bagi seluruh masyarakat Jakarta, mari manfaatkan kesempatan dan ketersediaan vaksin saat ini di fasilitas-fasilitas kesehatan maupun sentra vaksinasi yang tersebar di berbagai wilayah. Ayo vaksin, lindungi diri dan sekitar,” ajaknya.

Peran Vaksin Dalam Meningkatkan Kekebalan Tubuh

Sebelumnya, rekor penambahan kasus COVID-19 di DKI Jakarta terjadi pada tanggal 6 Februari 2022 dengan jumlah 15.825 orang terkonfirmasi positif. Namun, vaksinasi memiliki peranan penting dalam meningkatkan kekebalan tubuh. Terbukti mampu mengurangi gejala, risiko dirawat di rumah sakit, dan kematian apabila terpapar COVID-19.

Berdasarkan data Dinkes DKI Jakarta, terlihat perbedaan cukup signifikan antara gelombang kedua tahun lalu dan gelombang ketiga tahun ini. Pada angka keterisian tempat tidur di RS yang merawat COVID-19 dan penambahan jumlah kematian. Pada puncak gelombang kedua COVID-19, hingga tanggal 12 Juli 2021, keterisian tempat tidur isolasi mencapai 92% dari kapasitas yang tersedia. Atau sebanyak 10.623 pasien yang menjalani perawatan, sedangkan tempat tidur ICU mencapai 95% dari kapasitas yang tersedia.

Jumlah tersebut jauh berbeda pada gelombang ketiga COVID-19. Sebab pada tanggal 6 Februari 2022 untuk tempat tidur isolasi mencapai 62% dari kapasitas yang tersedia atau sebanyak 3.631 pasien yang menjalani perawatan. Sedangkan tempat tidur ICU mencapai 34% dari kapasitas yang tersedia atau sebanyak 254 pasien yang menjalani perawatan.

Begitu pula dengan jumlah penambahan angka kematian yang berbeda cukup signifikan pada puncak gelombang kedua COVID-19 tahun lalu.  Pada 12 Juli 2021, angka kematian bertambah sebanyak 67 orang. Sedangkan, pada 6 Februari 2022, angka kematian hanya sebanyak 27 orang.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Willi Nafie

Jurnalis, setia melakukan perkara yang kecil untuk temukan hal yang besar
Back to top button