News

Rahul Gandhi Kecam Lambannya Pemerintah India Atasi Kekerasan di Manipur

Pemimpin oposisi India Rahul Gandhi, pada Rabu (9/8/2023), mengutuk kelambanan Perdana Menteri Narendra Modi dalam mengatasi konflik etnis yang menelan korban jiwa di timur laut negara itu. Ia menyatakan hal tersebut dalam pidato pertamanya di parlemen sejak hukuman pencemaran nama baik yang dijatuhkan kepadanya ditangguhkan.

Pemerintahan Modi pekan ini dipaksa untuk membela sikapnya atas kekerasan di negara bagian Manipur yang telah menewaskan sedikitnya 120 orang.

Pidato berapi-api Gandhi di majelis adalah bagian dari perdebatan mosi tidak percaya yang menuntut pengunduran diri pemerintah karena membiarkan kerusuhan berlangsung selama berbulan-bulan.

“Anda melempar minyak tanah ke seluruh negeri. Anda melempar minyak tanah ke Manipur, dan menyalakan api,” kata Gandhi, disambut sorakan para pendukungnya dan ejekan dari para anggota parlemen dari partai saingannya. “Anda siap membakar seluruh negeri. Anda membunuh Ibu Pertiwi India,” tambahnya.

Partai Bharatiya Janata (BJP) –partainya Modi yang kini berkuasa di India– secara teratur dituduh oleh para penentangnya sengaja mengobarkan perpecahan untuk tujuan pemilihan, dan India akan mengadakan pemilihan umum awal tahun depan.

BJP yang berkuasa memiliki mayoritas besar di majelis rendah yang beranggotakan 543 orang, dan diperkirakan akan dengan mudah mengalahkan mosi tidak percaya itu, yang dianggapnya sebagai tipu muslihat utama.

“Militer India dapat menenteramkan situasi di sana dalam satu hari tetapi Anda tidak memanfaatkannya,” kata Gandhi kepada sesama anggota parlemen. “Jika Modi tidak mendengarkan suara India, lalu suara siapa yang dia dengarkan?” imbuhnya.

Gandhi, keturunan dari dinasti politik utama India, dipulihkan keanggotaannya di parlemen pada Senin (7/9/2023) setelah Mahkamah Agung pekan lalu menangguhkan hukuman pencemaran nama baik atas komentarnya yang mengkritik Modi.

Gandhi dijatuhi hukuman dua tahun penjara pada bulan Maret dalam kasus yang dianggap oleh para kritikus sebagai upaya untuk meredam oposisi politik di negara demokrasi terbesar di dunia itu.

Gandhi, 53, adalah putra, cucu, dan cicit dari tiga mantan perdana menteri India. Pemimpin kemerdekaan Jawaharlal Nehru adalah buyutnya.

Partai Kongres –partainya Modi– pernah menjadi kekuatan politik yang dominan di India, tetapi partai itu telah mengalami dua kekalahan telak melawan BJP dalam pemilu. BJP berhasil merangkul masyarakat Hindu yang menjadi mayoritas di negara itu.

Gandhi dan sekutu-sekutunya berusaha membangun koalisi besar partai-partai kecil menjelang pemilihan nasional tahun depan, di mana Modi akan mencalonkan diri untuk masa jabatan ketiga berturut-turut.

Sedikitnya 120 orang tewas di Manipur sejak Mei dalam bentrokan bersenjata antara mayoritas Hindu Meitei dan komunitas Kuki yang mayoritas Kristen.

Debat mosi tidak percaya dijadwalkan berakhir pada hari Kamis (10/9/2023)setelah pidato perdana menteri itu. [VOA/AFP]

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button