News

Warga Lempar Kepala Babi ke Masjid di Korsel, Otoritas Pilih Diam Saja

warga-lempar-kepala-babi-ke-masjid-di-korsel,-otoritas-pilih-diam-saja

Selasa, 27 Des 2022 – 16:32 WIB

Warga Lempar Kepala Babi ke Masjid di Korsel, Otoritas Pilih Diam Saja

Seoul Central Mosque Masjid Terbesar di Korea Selatan – (Foto: Ilustrasi/ media sosial instagram @david_Krlove)

Warga Korea Selatan atau Korsel melempari sebuah masjid dengan kepala babi. Aksi pelemparan kelapa babi ini akibat penduduk setempat tidak setuju dengan pembangunan masjid tersebut. Aksi ini mendapatkan keceman dari aktivis dan pelajar Muslim di Korsel. Mereka menilai tindakan ini sebagai bentuk ‘Islamfobia’.

South China Morning Post melaporkan jika penduduk di tenggara Kota Daegu, Korsel sudah beberapa kali menyatakan keberatan mereka terhadap pembangunan masjid. Lokasi pembangunan masjid itu berada di dekat Universiyas Nasional Kyungpook.

Penduduk sekitar sempat melakukan blokade akses menuju masjid dengan memasang spanduk penolakan. Bahkan yang terparah mereka melakukan pesta barbekyu daging babi di sekitar lokasi masjid. Kejadian terbaru masyarakat menaruh tiga kepala babi di atas bangku dan di depan gang yang ada di luar masjid tersebut.

Pada 27 Oktober lalu, warga pertama kali melakukan aksi protes dengan menaruh kepala babi di sekitar masjid. Setelah itu aksinya sama terjadi pada 14 November dan kejadian yang ketiga terjadi pada 6 Desember kemarin.

Perwakilan mahasiswa Muslim Korsel, Mian Muaz Razaw mengatakan, aksi protes warga ini sudah masuk sebagai tindakanm ‘Islamfobia’. Bahkan para warga selalu menyebut kaum muslim di sana sebagai teroris.

“Mereka mengadakan aksi unjuk rasa melawan Islam, mereka menyebut kami teroris, mereka membawa spanduk yang menentang agama kami, mereka menyebarkan pamflet berisi kebencian terhadap Muslim di wilayah kami, tindakan ini disebut apa? Ini murni Islamofobia,” kata Razaq.

Sementara itu, juru bicara kelompok aktivis hak asasi manusia menyerukan agar pemerintah Korsel segera mengambil tindakan terkait insiden ini. Bahkan mereka akan mengadukan hal ini ke PBB karena terkait dengan hak asasi manusia. Para aktivis juga meminta warga segera menyingkirkan kepala babi yang ada di masjid tersebut.

Seruan ini aktivis sampaikan setelah otoritas lokal gagal mengabulkan permintaan para pelajar Muslim untuk menyingkirkan kepala babi di masjid.

Pejabat Kota Daegu mengatakan mereka tidak memiliki wewenang untuk membuang kepala babi tanpa persetujuan penduduk. Pejabat tersebut beralasan kepala babi itu merupakan hal yang pribadi karena warga membelinya secara resmi.

Konflik antara warga dan pelajar Muslim di daerah Daegu ini terjadi setelah pemerintah mengeluarkan izin pembangunan masijd di dekat Universitas Nasional Kyungpook pada 2020.

Namun warga merasa keberatan dengan pembangunan masjid dua lantai tersebut. Warga juga mengajukan petisi dengan mengumpulkan tanda tangan lebih dari 10 ribu orang sebagai bentuk penolakan. Petisi ini warga kirimkan ke kantor distrik Daegu Buk Gu pada Februari 2021.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button