News

Warga Muhammadiyah Boleh Dukung Capres Manapun, Dilarang Bawa Nama Organisasi

Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah menyambut gembira kemunculan nama-nama calon presiden (capres) untuk maju di Pilpres 2024. Ketua PP Muhammadiyah, Anwar Abbas pun mempersilakan warga Muhammadiyah untuk menggalang kekuatan pemilih di tengah-tengah masyarakat.

Ia menegaskan penggalangan dukungan adalah hak semua orang tapi dia mengingatkan penggalangan suara tersebut haruslah menggunakan nama pribadi. Tidak boleh membawa-bawa nama organisasi.

“Yang perlu diperingatkan di sini kalau ada di antara warga Muhammadiyah yang mau mendukung salah satu capres dan atau melakukan penggalangan-penggalangan kekuatan pemilih di tengah-tengah masyarakat. Ya silakan saja tapi jangan membawa-bawa nama dan simbol-simbol Muhammadiyah dalam kampanye dan pemberian dukungannya tersebut,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu (30/4/2023).

Larangan ini ia keluarkan untuk menghindari kesan bahwa Muhammadiyah berpihak pada salah satu sosok capres. Kesan itu, sambung dia, tentu akan mencoreng citra baik yang dimiliki organisasi.

“Karena akan membuat Muhammadiyah menjadi terlibat dalam politik praktis, padahal Muhammadiyah tidak terlibat dalam politik praktis. Bahkan Muhammadiyah harus berusaha untuk menjaga kedekatan dan hubungan baik dengan semua pihak yang akan bertanding nanti dalam pilpres yang akan datang,” tambah dia.

Ia juga menekankan, kalaupun Muhammadiyah berpolitik, maka bukanlah politik kekuasaan. Namun, politik nilai yang merangkul seluruh pihak, agar dapat bersaing dengan menerapkan nilai-luhur yang ada dalam pancasila dan UUD 1945. “Agar negeri ini ke depan keadaannya bisa jauh lebih baik dari apa yang ada hari ini,” tutupnya.

Diketahui, hingga ini ada tiga nama sosok capres yang sudah mencuat ke publik. Mereka adalah Anies Baswedan dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Ganjar Pranowo dari PDIP dan Prabowo Subianto dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).

Dari ketiganya, baru Anies dan Ganjar yang sudah mendeklarasikan diri secara resmi. Anies adalah yang pertama mendeklarasi, pada Oktober 2022 silam. Kala itu Ketua Partai NasDem Surya Paloh secara resmi mendeklarasikan mantan Gubernur DKI Jakarta ini.

Deklarasi digelar di NasDem Tower, Gondangdia, Menteng, Jakpus, pada Senin (3/10/2022), dengan dihadiri seluruh pengurus pusat Partai NasDem. “Kenapa Anies Baswedan? Jawabannya adalah why not the best?” kata Paloh, menuturkan alasan NasDem menetapkan Anies sebagai capres.

Sementara Ganjar baru dideklarasikan oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri pada tanggal 21 April 2023. Acara deklarasi terselenggara di Istana Batutulis Bogor. Dalam acara itu hadir Presiden Joko Widodo (Jokow) dan sejumlah elite PDIP seperti Puan Maharani, Hasto Kristiyanto, Prananda Prabowo dan Pramono Anung.

“Dengan mengucapan bismillahirahmanirahim, menetapkan saudara Ganjar Pranowo sekarang adalah Gubernur Jawa Tengah, sebagai kader dan petugas partai akan ditingkatkan penugasannya sebagai calon presiden Republik Indonesia,” ujar Megawati di Istana Batutulis, Bogor, Jumat (21/4/2023).

Sedangkan Prabowo Subianto, hingga hari ini belum mendeklarasikan dirinya secara resmi. Akan tetapi Menteri Pertahanan itu sudah berulang kali menyinggung dirinya akan maju sebagai capres.

Terakhir, usai silaturahmi Idul Fitri dengan Presiden Jokowi, ia kembali menegaskan bahwa dirinya akan maju sebagai capres. “Partai saya mencalonkan saya untuk capres, dan partai saya agak kuat sekarang,” kata Prabowo sembari tertawa usai pertemuan dengan Jokowi di Solo, Sabtu (22/4/2023).

Prabowo menambahkan, pihaknya saat ini tengah mengodok sejumlah nama potensial menjadi cawapres yang akan dibawa untuk mendaftar ke KPU nanti. Meski begitu, Prabowo enggan membocorkan nama-nama cawapres potensialnya ke publik.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button