Warga Palestina Ketakutan dengan Kemenangan Trump

Kamis, 7 November 2024 – 07:51 WIB

Beberapa warga Palestina mengatakan mereka tidak melihat perbedaan antara Trump dan Harris. (Foto: Getty)

Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com

+ Gabung

Warga Palestina, yang terkunci dalam perang dengan Israel selama lebih dari setahun, menyatakan ketakutannya terhadap kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih. Sementara para pemimpin kelompok Hamas dan Otoritas Palestina mendesak presiden terpilih AS untuk segera bertindak demi perdamaian.

Di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, Abu Osama, yang telah mengungsi akibat pemboman Israel tiada henti, menyebut kemenangan pemilu Trump sebagai “bencana baru dalam sejarah rakyat Palestina”. “Meskipun kehancuran, kematian, dan pengungsian telah kita saksikan, apa yang akan datang akan lebih sulit, dan akan sangat menghancurkan secara politik,” kata Abu Osama kepada Reuters.

Lebih dari 43.300 warga Palestina telah tewas dalam perang selama lebih dari setahun di Gaza, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil, kata otoritas kesehatan di daerah kantong itu. Sebagian besar wilayah telah dihancurkan.

Perang meletus setelah pejuang yang dipimpin Hamas menyerang Israel selatan pada 7 Oktober 2023, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 251 orang di Gaza, menurut penghitungan Israel. Hamas mengatakan serangannya terjadi sebagai respons atas pendudukan Israel selama puluhan tahun di Palestina dan pengepungan di Gaza.

Advertisement

Upaya Amerika Serikat dengan mediator Arab Qatar dan Mesir sejauh ini gagal mengatur gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Mereka juga tak mampu mengakhiri pertempuran dan membebaskan tawanan Israel serta warga Palestina yang dipenjara.

Hamas mengatakan pemilu AS merupakan masalah rakyat Amerika, namun Hamas menyerukan diakhirinya “dukungan buta” Amerika Serikat terhadap Israel. “Kami mendesak Trump untuk belajar dari kesalahan Biden,” kata pejabat Hamas Sami Abu Zuhri kepada Reuters.

Abu Zuhri mengatakan Trump akan diuji atas pernyataannya bahwa ia dapat menghentikan perang dalam beberapa jam setelah menjabat sebagai presiden AS.

Pemerintahan Presiden Joe Biden telah memberikan dukungan diplomatik dan bantuan militer yang tak tergoyahkan kepada Israel. Kebijakan masa depan Trump belum jelas meskipun ia mendukung Israel pada masa jabatan sebelumnya sebagai presiden.

Abbas Mengajukan Banding

Di Tepi Barat yang diduduki Israel, Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengucapkan selamat kepada Trump atas terpilihnya dia sebagai presiden AS. Dia mengatakan akan bekerja sama dengan pemerintahan baru AS untuk mencapai perdamaian regional.

“Kami akan tetap teguh dalam komitmen terhadap perdamaian, dan kami yakin bahwa Amerika Serikat akan mendukung, di bawah kepemimpinan Anda. (Ini) aspirasi sah rakyat Palestina,” kata Abbas dalam sebuah pernyataan.

Beberapa warga Palestina mengatakan mereka tidak melihat banyak perbedaan antara mantan presiden dan wakil presiden saat ini serta kandidat yang kalah Kamala Harris. Hanya saja pengakuan Trump terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel selama masa jabatan pertamanya menunjukkan bahwa ia lebih bias terhadap Israel.

“Kami, sebagai orang Arab dan Palestina, tidak akan cukup naif. Kami harus menghadapinya sebagai musuh. Kami harus menentukan siapa musuhnya. Mereka adalah musuh,” kata Khaled Dasouso, pemilik toko kelontong di Khan Younis.

Sementara itu, sebagian orang masih berpegang pada harapan. “Saya pikir (Donald) Trump jika menang, apa yang dia lakukan, dia berjanji kepada orang-orang Muslim di Amerika untuk menghentikan perang di Gaza. Kami berharap itu terjadi,” kata insinyur Gaza, Mohammed Barghouthi.

Topik

BERITA TERKAIT