Mungkin Anda masih ingat dengan foto seorang pria Palestina yang diikat di atas jeep militer dan dijadikan sebagai tameng manusia oleh tentara Israel? Pria tersebut akhirnya meninggal dunia akibat luka-luka yang dideritanya.
Pria tersebut, yang diidentifikasi sebagai Zaher Raddad meninggal pada hari Minggu (25/8/2024) atau sebulan setelah pasukan Israel menahannya di Tepi Barat yang diduduki. Demikian dilaporkan situs web berbahasa Arab saudara The New Arab (TNA), Al-Araby Al-Jadeed
Zaher Raddad, berasal dari kota Saida, yang terletak di timur laut Tulkarm di Tepi Barat, tempat ia terluka dan ditahan oleh pasukan Israel pada tanggal 23 Juli. Ia kemudian dipindahkan ke unit perawatan intensif di rumah sakit Israel dan dirawat selama lebih dari satu bulan.
![pasca-penutup](https://i3.wp.com/c.inilah.com/reborn/2024/08/Tameng_israel_8297890bc6.jpg)
Menurut Al-Araby Al-Jadeed, keluarganya mengatakan bahwa selama ia ditahan, mereka tidak menerima informasi yang cukup mengenai kondisinya atau kepastian luka-lukanya. Pamannya, Mohammed, mengatakan bahwa mereka tidak memiliki informasi rinci tentang luka-lukanya.
“Keluarga telah menghubungi pengacara, lembaga pemasyarakatan narapidana, dan Dokter Lintas Batas. Semua informasi yang mereka terima adalah bahwa ia telah dirawat di ruang perawatan intensif selama lebih dari sebulan sejak penangkapannya pada tanggal 23 Juli,” katanya.
Ia juga menambahkan bahwa informasi apa pun yang ia terima tentang Raddad saling bertentangan. Keluarganya diberitahu bahwa ia terluka di sisi kanan dadanya, tetapi informasi lain yang mereka terima menyatakan ia terluka di paha.
Para saksi mata mengatakan kepada keluarga tersebut bahwa Raddad ditempatkan di bagian depan Jeep militer Israel sebagai perisai manusia selama lebih dari dua jam, yang memperburuk luka-lukanya dan sangat mengganggu kesehatannya. Raddad ditahan di daerah Ezbet Al-Jarad, dan pasukan Israel menuduhnya melakukan percobaan pembunuhan serta membuat bahan peledak.
Keluarga berencana menggelar pemakaman di kota Saida, meskipun belum mendapat informasi apa pun tentang apakah jenazah Raddad akan diserahkan. Keluarga khawatir jenazahnya, seperti banyak warga Palestina, akan ditahan oleh Israel sebagai bentuk hukuman kolektif.
Kematian Raddad menambah jumlah korban tewas warga Palestina di penjara Israel sejak 7 hingga 23 Oktober, kata Klub Tahanan Palestina dalam sebuah pernyataan, yang menyoroti bahwa angka ini hanya mencakup mereka yang identitasnya telah diumumkan. Belum ada pernyataan Israel tentang kematian Raddad.
Sejak dimulainya perang di Gaza pada 7 Oktober, telah terjadi peningkatan serangan Israel di Tepi Barat yang diduduki, dengan lebih dari 600 warga Palestina tewas dan lebih dari 10.000 warga Palestina ditahan.