Warga RW 026 di Perumahan Pesona Depok II Estate, Jawa Barat menerbitkan surat bersama menolak pembangunan 10 juta liter water tank oleh PDAM Depok. Pasalnya pembangunan water tank ini berdampak pada kehidupan warga.
Ekonom senior Didik J Racbini, mewakili warga RW 026 di Perumahan Pesona Depok II Estate, dalam keterangan tertulis, Senin (10/3/2025), mengatakan gerakan masyarakat yang menolak pembangunan water tank sudah berlangsung sejak 2020 dan sampai sekarang.
Selama ini, warga sangat dirugikan. Proyek tersebut menimbulkan ketakutan, keresahan serta membahayakan nyawa manusia. Mengingat keberadannya water tank berkapasitas 10 juta liter itu, tepat di tengah pemukiman padat.
Pada Senin, sidak Wali Kota dan Wakil Wali Kota Depok berlangsung pagi, disusul Gubernur Jawa pada siang sekitar pukul 13.00 WIB, diharapkan menyoroti masalah ini.
Warga terdampak tetap ingin bangunan water tank 10 juta liter air direlokasi. Proyek ini diperkirakan menghabiskan dana Rp500 miliar dan ada indikasi kuat korupsi pemerintahan sebelumnya.
Akan tetapi setelah empat tahun vakum karena ditolak warga, proyek ini akan dilakukan lagi dengan kondisi bangunan yang semakin miring.
Hasil analisis teknis dari Lembaga Teknologi Fakultas Teknik Universitas Indonesia (Lemtek UI), menemukan banyak cacat teknis yang serius pada design, jenis tanah dan konstruksi, bahkan garis sepadan water tank tersebut.
Dalam surat penolakan itu, warga RW 026 menilai pekerjaan perkuatan struktur terhadap water tank wajib melibatkan warga terdampak untuk keamanan, kenyamanan dan keselamatan warga terdampak.
Adapun cacat teknis yang dianalisa Lemtek UI, menemukan, pertama, Design Engineering Details yang telah disusun untuk project tersebut, cacat dan tidak memenuhi standar keamanan dan keselamatan.
Kedua, sulit melakukan pekerjaan penguatan struktur water tank karena saat ini water tank mengalami penambahan kemiringan ke arah perumahan komplek Pesona Depok Estate II. Padahal belum diisi air.
Hal ini disebabkan karena jenis tanah tempat berdirinya water tank raksasa kapasitas 10 juta liter air jika hujan akan berubah menjadi cly.
Jika musim panas, akan kering dan ini yang menyebabkan ketika dicoba di isi air sedikit saja mengalami pemadatan yang tidak seimbang atau merata akibat water tank berdiri tidak di kedalaman virgin soil yang akhirnya mengakibatkan retak pada stuktur bangunan dan miringnya water tank ke arah pemukiman warga terdampak.
Ketiga, posisi water tank di atas atap perumahan warga terdampak karena tanah perumahan warga terdampak di bawah Lokasi water tank dan garis sepandan yang hanya berjarak 6-7 meter saja dengan water tank 10 juta liter air.
Keempat, dengan jenis tanah tersebut dan lokasi water tank di atas atap perumahan, maka warga mau tak mau terkena dampaknya. Sulit untuk PDAM melakukan penguatan karena setiap musim akan ada perubahan sifat tanah yang akan mengakibat posisi water tank akan mengalami kemiringan.
Hal ini berpotensi pada kerugian materi, jatuhnya korban jiwa dan bisa menyebabkan tanah longsor, banjir lumpur ke komplek perumahan.