News

Waspada Investasi Bodong Berwujud Robot Trading

Masyarakat diimbau mewaspadai investasi bodong. Investasi semacam ini salah satunya bisa berbentuk robot trading. Namun, sejauh ini masih banyak masyarakat yang tergiur untuk menyetorkan uang guna menangguk keuntungan besar.

Ketua Satgas Waspada Investasi (SWI) Tongam L. Tobing mengatakan, kerugian investasi bodong paling besar berasal dari korban Robot Trading.

“Robot trading ini dibungkus dengan menjual suatu barang, tapi pada dasarnya mereka melakukan investasi,” kata Tongam dalam sebuah diskusi virtual, Sabtu (19/11/2022).

Untuk itu, SWI melakukan langkah preventif dengan memberikan sosialisasi secara berlanjut bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Namun, Tongam menilai pola pikir masyarakat mengenai investasi perlu diubah.

“Jangan sampai karena iming-iming imbal hasil tinggi akal sehatnya hilang,” ujar Tongam.

Masyarakat, lanjut dia, kerap berpikir bahwa money game atau investasi akan memberikan keberhasilan dan keuntungan.”Jadi, mindset itu harus berubah,” kata Tongam menerangkan.

Ia menyayangkan para korban dari investasi bodong ini umumnya merupakan orang terpelajar dan kaum pekerja yang memiliki banyak uang. Sebab, hal itu antara lain terungkap dari jumlah uang yang disetorkan.

“Kita lihat deposit yang masuk itu ada ratusan juta bahkan puluhan miliar. Jadi, yang ikut pasti orang-orang yang punya uang,” ujar Tongam menambahkan

Perlu diketahui, SWI mencatat kerugian masyarakat akibat investasi ilegal mencapai Rp123,5 triliun dalam kurun waktu 2018-2022. Kerugian akibat investasi bodong paling tinggi terjadi pada 2022 dengan total Rp109 triliun.

Kerugian tersebut bahkan juga dirasakan oleh kaum terpelajar. Hal ini bisa dilihat pada kasus ratusan mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) yang mengalami kerugian mencapai Rp2,1 miliar akibat imvestasi bodong belum lama ini.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button