Hangout

Waspadai Subvarian COVID-19 Baru ‘Kraken’, Gejalanya Lebih Mirip Pilek

Subvarian COVID-19 baru XBB.1.5 yang disebut ‘kraken’ menjadi kasus dominan secara global. Subvarian baru tersebut menyebar lebih cepat dan lebih menular. Uniknya, gejalanya mirip-mirip dengan pilek.

Secara keseluruhan kasus infeksi virus corona subvarian ‘kraken’ telah di temukan di 38 negara, dengan persentase urutan tertinggi 82,2 persen dilaporkan di Amerika Serikat, berdasarkan penghitungan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). “Berdasarkan karakteristik genetik dan perkiraan tingkat perkembangan awal, subvarian XBB.1.5 dapat mendorong peningkatan insiden kasus infeksi,” kata WHO.

Subvarian baru tersebut tidak menyebabkan tingkat kematian yang lebih tinggi atau menyebabkan infeksi yang lebih serius, namun terdapat bukti bahwa ‘kraken’ menyebar cepat dan lebih menular.

Munculnya varian baru dan ketersediaan massal vaksin COVID, virus SARs-CoV-2 tidak hanya berkembang dalam hal tingkat keparahan, tetapi juga berubah terkait dengan gejalanya. Awalnya, selain berjuang melawan gejala seperti demam, batuk, kelelahan, dan kehilangan indra penciuman dan perasa, masyarakat juga harus menghadapi komplikasi serius seperti sesak napas, nyeri dada, dan kadar oksigen darah yang rendah.

Namun, banyak yang berubah dengan hadirnya varian Omicron. Sub varian terbaru XBB.1.5 ditandai sebagai ‘jenis yang paling mudah menular’ sejauh ini. Pimpinan teknis COVID-19 WHO, Maria Van Kerkhove mengatakan bahwa XBB.1.5 adalah ‘sub-varian yang paling menular yang telah terdeteksi’.

Lebih mirip pilek

Yang unik dari ‘kraken’ ini adalah gejalanya lebih mirip pilek daripada flu. Laporan juga menunjukkan bahwa gejala XBB.1.5 agak mirip dengan strain Omicron sebelumnya. Pimpinan teknis COVID-19 WHO, Maria Van Kerkhove mengatakan bahwa XBB.1.5 adalah sub-varian yang memiliki gejala lebih mirip pilek dibanding flu.

Biasanya, ketika orang mengalami pilek, sering kali kita semua langsung mengatakan bahwa seseorang sedang flu. Padahal, keduanya bisa jadi kondisi yang berbeda. Batuk pilek biasa tidak berarti Anda pasti kena flu, meskipun saat kena influenza Anda biasanya mengalami batuk dan pilek.

Apa beda pilek dan flu? Dr Nor Ashikin Mokhtar, konsultan dokter kandungan dan ginekolog, dan praktisi kedokteran fungsional mengungkapkan, ada banyak virus yang menyebabkan infeksi pernapasan yang biasa disebut pilek atau flu.

“Kita perlu memahami bagaimana pilek dan flu mempengaruhi tubuh, perbedaannya, dan bagaimana mencegah dan mengobatinya,” katanya seperti dikutip dari thestar.com.my, baru-baru ini.

Untuk memulai, mengamati gejala adalah cara termudah untuk membedakan kedua infeksi pernapasan itu. Pilek datang dengan gejala-gejala seperti bersin, batuk, sakit kepala, sakit tenggorokan, hidung beringus, pegal-pegal, hingga kelelahan ringan. Sementara flu dapat mencakup gejala-gejala seperti sakit kepala, sakit tenggorokan, batuk kering, demam, menggigil, pegal-pegal, hidung beringus, mual, diare, hingga kelelahan parah.

Walaupun keduanya disebabkan oleh virus, gejala pilek biasanya tidak separah flu. Ada sekitar 200 jenis virus yang bisa menyebabkan pilek. Manusia paling rentan terhadap rhinovirus A, B dan C, tetapi secara keseluruhan, ada 150 jenis rhinovirus yang menyumbang hampir setengah dari kasus flu setiap tahun. Coronavirus adalah kelompok virus paling umum kedua yang membuat manusia jatuh sakit.

Tak hanya itu, pilek sebenarnya adalah gejala yang bisa saja disebabkan oleh penyakit atau kondisi kesehatan lain. Menurut situs American College of Allergy, Asthma, and Immunology, beberapa penyebab munculnya gejala pilek adalah, udara dingin atau kering, alergi, rhinitis non-alergi, sinusitis akut atau kronis, perubahan hormon tubuh, dan obat-obatan tertentu.

Sementara itu, penyebab flu sudah pasti virus influenza. Flu umumnya tidak disebabkan oleh kondisi kesehatan lain, seperti pilek, selain virus itu sendiri. Virus ini menyerang sistem pernapasan keseluruhan, mulai dari hidung, tenggorokan, dan paru-paru.

Jadi bagaimana cara mengetahui apakah Anda menderita COVID-19 atau pilek? Pilek dan COVID-19 adalah infeksi pernapasan yang menyebar dari orang ke orang melalui tetesan yang keluar dari hidung dan mulut. Tetapi sangat penting bagi Anda untuk mengetahui bahwa kedua infeksi itu berbeda.

Saat ini, gejala seperti sakit tenggorokan, pilek, sakit kepala, sakit badan dikatakan sebagai beberapa gejala paling umum dari varian XBB.1.5, yang juga mirip dengan gejala flu biasa. Namun, meskipun COVID-19 disebabkan oleh virus SAR-CoV-2, pilek dapat terjadi karena empat jenis virus corona – rhinovirus adalah yang paling umum.

Dibandingkan dengan COVID-19, flu biasa memiliki potensi masa inkubasi yang lebih pendek, menyebabkan gejala spesifik dan memiliki risiko komplikasi dan kematian yang lebih rendah.

Jika Anda memiliki gejala yang menyerupai pilek atau COVID-19, cara terbaik untuk membedakannya adalah dengan melakukan tes COVID. Jika gejala bertahan selama lebih dari dua hingga tiga hari, penting untuk melakukan tes diagnostik COVID-19 untuk mendapatkan hasil yang akurat. Anda dapat memilih untuk mendapatkan tes RT-PCR atau tes antigen cepat.

Isolasi adalah kuncinya

Baik COVID maupun flu biasa dapat menular. Meskipun demikian, terlepas dari apakah Anda mengidap COVID atau tidak, jika memiliki gejala, isolasi adalah kuncinya.

Menurut pedoman COVID-19 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang telah diperbarui, periode isolasi telah dikurangi menjadi 10 hari sejak tanggal timbulnya gejala. Selanjutnya, jika pasien COVID-19 dinyatakan negatif pada tes cepat berbasis antigen, mereka dapat dipulangkan sebelum masa isolasi.

Selain itu, bagi mereka yang dinyatakan positif COVID-19 tetapi tidak memiliki tanda atau gejala apa pun, disarankan untuk melakukan isolasi selama lima hari (jika tidak ada pengujian).

Di tengah varian COVID baru yang muncul, mematuhi perilaku yang sesuai dengan COVID sangatlah penting. Mengenakan masker, menjaga jarak sosial, dan mengikuti kebersihan tangan yang benar adalah langkah penting untuk mengekang penyebaran infeksi. Para ahli juga merekomendasikan menerima vaksin dan suntikan penguat untuk melawan virus.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button