WHO: 72 Pasien dan Petugas Medis Tewas Akibat Serangan Israel di Lebanon


Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Rabu (16/10/2024), merilis pernyataan yang menyebutkan 72 pasien dan petugas medis telah meninggal akibat rentetan serangan brutal Israel di Lebanon.

Sejak konflik Israel-Lebanon meletus pada 17 September lalu, WHO telah memverifikasi 23 serangan terhadap fasilitas kesehatan di Lebanon yang menyebabkan 72 kematian dan 43 cedera di kalangan pekerja kesehatan dan pasien.

Pernyataan itu juga menyebutkan bahwa 100 dari 207 fasilitas kesehatan primer dan apotek telah ditutup di daerah-daerah yang terdampak konflik.

WHO menyebut persediaan di fasilitas-fasilitas kesehatan Lebanon juga mulai menipis dan petugas medis mengalami kelelahan.

Selain melalui serangan udara, Israel pada 1 Oktober lalu juga memulai operasi darat terhadap kelompok Hizbullah di Lebanon selatan. Hizbullah terus melawan dan menembakkan roket dan meluncurkan drone tempur yang melintasi perbatasan.

Sejak ketegangan meningkat,  menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, jumlah korban tewas akibat serangan Israel di Lebanon telah menembus angka 2.300 jiwa.

Israel berdalih serangannya di Lebanon adalah untuk menciptakan kondisi agar 60.000 warga Israel yang mengungsi akibat pertempuran di wilayah utara bisa kembali.

Serangan Terbaru Israel

Serangan Israel ke Lebanon semakin brutal. Dalam waktu 36 jam pasukan militer Zionis meluncurkan sekitar 340 serangan udara.

Israel menyebut telah menyerang 140 target Hizbullah pada Selasa (15/10/2024). Setelah itu, gempuran terus berlanjut hingga Rabu (16/10/2024).

“Total dalam 36 jam terakhir hampir 340 serangan artileri atau udara di daerah perbatasan selatan Lebanon,” demikian laporan Al Jazeera.

Israel juga mengeklaim mereka menghancurkan peluncur roket dan infrastruktur Hizbullah di desa-desa perbatasan Lebanon.

Jurnalis Al Jazeera Imran Khan melaporkan banyak serangan Israel terkonsentrasi di Hasbaiyya.

Melihat Israel menggila, menurut Khan, Hizbullah tak tinggal diam. Kelompok militan Lebanon dukungan Iran itu balik menyerang dengan meluncurkan salvo rudal.

Salvo rudal merupakan penembakan rudal secara bersamaan dalam suatu pertempuran. Istilah ‘salvo’ juga bisa merujuk ke bom atau roket yang dilepaskan dalam konflik.

Hizbullah juga mengeklaim berhasil menembak pesawat nirawak atau drone milik Israel.