Market

Zulhas Lepas Ekspor Produk Ikan Sarden ke Australia Senilai Rp14,17 Miliar

Selasa, 22 Nov 2022 – 11:20 WIB

Zulhas Lepas Ekspor Produk Ikan Sarden ke Australia Senilai Rp14,17 Miliar - inilah.com

Mendag Zulhas saat memberikan sambutan peresmian pelepasan ekspor perdana produk ikan sarden ke Australia. (Foto: Humas Kemendag)

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan meresmikan pelepasan ekspor perdana produk ikan sarden ke Australia. Pengiriman produk CV Pasific Harvest itu ke mancanegara bernilai sebesar US$902 ribu atau Rp14,17 miliar mengacu pada nilai tukar rupiah Rp15.716 per dolar AS.

Angka itu terhitung dari total kontrak penjualan CV Pasific Harvest senilai US$2 juta atau Rp31,43 miliar di 2022. “Saya sampaikan apresiasi kepada pimpinan CV Pasific Harvest beserta seluruh jajaran yang terus mendorong peningkatan ekspor produk perikanan Indonesia ke pasar global,” kata Mendag Zulhas, sapaan akrabnya di Banyuwangi, Selasa (22/11/2022).

Turut hadir Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur, Drajat Irawan, dan Direktur  CV Pasific Harvest, Aminoto.

Zulhas Lepas Ekspor Produk Ikan Sarden ke Australia Senilai Rp14,17 Miliar - inilah.com
(Foto: Humas Kemendag)

Menurut Mendag, kegiatan ekspor ini turut menunjang pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,72 persen. “Ini juga menunjang surplus neraca perdagangan US$45,9 miliar,” ujarnya.

Pasific Harvest merupakan salah satu perusahan Indonesia yang bergerak di industri ikan olahan khususnya ikan sarden, tuna dan makarel kaleng. Selain Australia, Pasific Harvest telah melakukan ekspor ke negara lainnya seperti China, Korea, Rusia, Vietnam, dan Kanada.

“Ekspor ikan sarden ke Australia ini merupakan bentuk nyata keberhasilan Pasific Harvest dalam memperluas pasar ekspornya hingga ke Australia. Tentunya keberhasilan ini adalah buah dari suatu proses Panjang yang memerlukan keuletan, kesabaran dan pembelajaran tanpa henti,” papar Mendag.

Bahkan selepas ekspor perdana ini, sambung Zulhas, bukan berarti tujuan telah tercapai. “Tujuan kita harus lebih jauh lagi. Perlu dijaga konsistensi dan komitmen untuk menjaga kualitas mutu produk,” tuturnya.

Di tengah perlambatan ekonomi dan perdagangan global, menurut Mendag, Indonesia patut bersyukur dan bangga atas tren positif kinerja perdagangan. Pada tahun 2021, surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai US$35,34 miliar atau merupakan rekor tertinggi sejak 15 tahun terakhir.

Tren ini terus berlanjut pada periode Januari-Oktober 2022, kinerja perdagangan mencatatkan surplus sebesar US$45.52 miliar. “Capaian ini tentunya juga atas dedikasi dan kerja keras para eksportir Indonesia, termasuk CV Pasific Harvest,” ucapnya.

Zulhas Lepas Ekspor Produk Ikan Sarden ke Australia Senilai Rp14,17 Miliar- inilah.com
(Foto: Humas Kemendag)

Akan tetapi, Ketua Umum Partai Amanat Nasional ini meminta semua pihak tetap waspada. “Sebab, tantangan yang kita hadapi saat ini masih belum usai dan kemungkinan ke depan akan semakin besar, khususnya di tengah isu ancaman resesi dunia pada 2023,” timpal Zulhas.

Presiden telah memberikan arahan kepada Menteri Perdagangan untuk terus berupaya mendukung peningkatan ekspor Indonesia. “Bahkan, secara khusus telah meminta saya sebagai Menteri Perdagangan untuk melakukan misi dagang setiap bulan!” tuturnya.

Kehadiran dirinya itu, ditegaskan Zulhas, sebagai bentuk dukungan pemerintah kepada pelaku usaha Indonesia untuk terus mendukung pertumbuhan ekspor dan ekonomi Indonesia.

Kementerian Perdagangan terus mengupayakan pembukaan akses pasar luar negeri melalui kesepakatan dagang G-to-G baik melalui Free Trade Agreement (FTA), Preferential Trade Agreement (PTA) atau Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA), sebagai ‘toll way’ atau jalan tol bagi ekspor Indonesia ke mitra dagang.

“Terkait ekspor ke Australia, saya harap Pasific Harvest dan perusahaan lainnya dapat memanfaatkan sebesar-besarnya perjanjian Indonesia–Australia Comprehensive Economic Agreement atau IA-CEPA yang telah berjalan sejak 2020. Tahun ini, kami juga baru saja mengesahkan perjanjian RCEP dan Indonesia–Korea CEPA serta menyusul Indonesia-UAE CEPA,” ungkap Mendag.

Di atas semua itu, Mendag menegaskan, pemulihan ekonomi Indonesia memerlukan sinergi yang kuat dari seluruh stakeholder. “Sinergi ini harus terjalin mulai dari pemerintah pusat, pemda, serta pelaku usaha,” imbuhnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button