Kanal

Zulhas, Nobody’s Perfect

Sebulan sejak ditunjuk sebagai Menteri Perdagangan, suka tidak suka, harus diakui kerja Zulkifli Hasan berhasil. Sesuai mandat yang diberikan Presiden, kerja cepat dan pengalaman lapangan Zulhas yang mumpuni terbukti sanggup ‘menjinakkan’ harga minyak goreng. Di seantero Jawa harga minyak goreng curah sudah di bawah Rp14.000 dengan stok yang berlimpah.

Di luar Jawa, memang masih ada yang di atas Rp14.000, khususnya daerah-daerah yang jauh dengan kerumitan distribusi tersendiri, misalnya Papua dan NTT. Tapi Zulhas bukan tipe orang yang gampang menyerah, ia paksa pejabat-pejabat Kemendag untuk turun ke lapangan. Saban minggu muter ke pelosok-pelosok, dari Jakarta, Cirebon, Donggala hingga Balikpapan. Ia mendatangi pasar-pasar tradisional, menyapa ibu-ibu, memeberi penjelasan kepada para pedagang, “Dari Presiden tugas saya jelas, turunkan harga minyak goreng dan kendalikan harga pangan.” Ujar Zulhas.

Hasilnya? Zulhas tiba-tiba melejit jadi ‘Menterinya Ibu-ibu’. Setiap kedatangannya disambut antusias. “Pak Zul, terima kasih. Minyak goreng nggak susah lagi dicari. Harganya murah.” Kata seorang Ibu di Pasar Jagasatru, Cirebon (18/7). Dengan gestur yang ramah, badan yang kadang berkeringat, Zulhas tidak pernah menolak permintaan ‘selfie’ ibu-ibu di pasar yang tidak pernah sepi. “Tugas saya memang di pasar becek. Yang hadir di acara-acara mewah atau pertemuan di luar negeri, biar pejabat Kemendag yang lain saja. Saya sekali-kali saja, jika harus dampingi presiden. Tugas dari Presiden buat saya jelas.” Katanya.

Whatsapp Image 2022 07 20 At 11.01.57 - inilah.com

Tampaknya, kerja Zulhas yang serba lapangan ini memang sesuai dengan keinginan dan mandat Jokowi. 15 Juni 2022, tepat setelah dilantik, Jokowi menyampaikan alasannya memilih Zulhas kepada wartawan. “Saya melihat Bapak Zulkifli Hasan memiliki pengalaman dan rekam jejak yang panjang, akan sangat bagus untuk Menteri Perdagangan, karena urusan pangan dan makanan memerlukan pengalaman lapangan, memerlukan kerja-kerja yang terjun langsung, melihat langsung persoalan yang utamanya berkaitan dengan kebutuhan pokok rakyat.”

Maka Zulhas mengubah orientasi Kemendag yang tadinya mengutamakan ihwal ekspor-impor, terlalu fokus pada lebih dari 250 side event G20 di mana Kemendag menjadi ketuanya, melulu mengutamakan lobi-lobi elit antar pengusaha dan distributor besar. Zulhas mengubah kerja kementeriannya menjadi tentang pasar, pasar dan pasar. Ia bicara kenyataan lapangan, realitas yang membumi, empati kepada kaum ibu dan pedagang kecil, para petani. “Tugas saya di pasar becek! Memastikan pedagang senang, pembeli senang, perdagangan yang adil, masyarakat bahagia.” Ulangnya.

Jangan lupa Idul Adha 2022 kemarin berhasil kita lalui nyaris tanpa drama di pasar-pasar. Tentu ada andil Zulhas juga di sana. Stok pangan aman, harga relatif terkendali, masyarakat tak menemui kesulitan-kesulitan yang berarti. Kalaupun ada yang masih mahal, misalnya harga cabai merah, Zulhas memberi pernyataan yang penuh rasa keberpihakan kepada petani, “Sekali-kali kita beri untung lebih kepada petani cabai kan nggak apa-apa. Kita pastikan petaninya yang untung, bukan pedagang besar.” Tegas Zulhas.

Namun, memang tak ada individu yang sempurna, nobody’s perfect. Zulhas adalah manusia biasa yang kadang kepeleset lidah, kadang salah bicara. Sama seperti pejabat publik lainnya, bahkan Presiden Jokowi sendiri. Saat ia bilang ‘saya juga kaget’ melihat harga-harga bahan pokok yang melambung tinggi di pasar di kunjungan kerja lapangan pertamanya, ia bukan tak memahami situasi, tetapi sedang berusaha berempati pada perasaan para ibu dan pembeli di pasar. Soal pilihan kata yang salah, itu tadi, nobody’s perfect.

Di Lampung, ia dianggap memakai fasilitas negara untuk kampanye PAN dan puteri sulungnya. Padahal Zulhas memang sedang berada di acara internal partai, bukan acara Kemendag, di akhir pekan pula, saat ASN sedang libur. Kalaupun ia dan puterinya membagikan minyak goreng murah karena sebagian sudah disubsidi memakai uang pribadi, mungkin memang ada kealpaan di sana, tetapi ia hanya sedang berupaya membantu mensukseskan program migor curah murah melalui mesin partai yang dipimpinnya. Tidak sepenuhnya tepat, memang, tetapi saya kira tidak ada hukum atau peraturan formal yang dilanggar Zulhas.

Kemarin (19/7) Zulhas dilaporkan tiga elemen masyarakat sipil ke Bawaslu. Saya kira laporan itu respons dan reaksi yang wajar dalam demokrasi kita hari ini, hak masyarakat sipil untuk melakukannya. Meski jika kita mengacu pada UU No 17 tahun 2017 tentang Pemilu 2024, laporan itu salah alamat dan tidak tepat konteks waktunya. Apa tanggapan Zulhas tentang laporan ini? Tidak ada, ia terus bekerja saja kelihatannya. Hari ini (20/7) ia bertolak ke Balikpapan, Kalimantan Timur, dan blusukan di Pasar Klandasan.

Memang, menjadi menteri kali ini Zulhas menghadapi tekanan yang tidak mudah. Baik dari ‘dalam’ maupun dari ‘luar’ pemerintahan. Pasalnya PAN memang ‘anggota baru’ di koalisi pemerintahan, belum tentu semua pendukung pemerintah ‘welcome’ terhadap Zulhas dan PAN. Di mata para oposan, tentu Zulhas dan PAN adalah sorotan tersendiri karena dianggap keluar barisan. Maka apapun yang dilakukan, sekecil apapun kesalahan Zulhas, memang akan jadi berita besar atau ‘dibesar-besarkan’. Jelas kali ini, jadi Mendag di ujung masa pemerintahan Jokowi bukan posisi dan tugas sederhana bagi mantan Ketua MPR ini.

Tapi, di atas semua itu, saya percaya Zulhas akan melalui semua ini dengan baik. Ia politisi ulung dengan pengalaman lapangan yang mumpuni. Insting dan sensitifitas politiknya tinggi. Ia aktor politik yang ‘get the things done’, tinggal PR besar bagi sistem dan subsistem di sekelilingnya agar jalan Zulhas lapang dan lempang, tak banyak batu atau kerikil yang mengganggu. Tidak neko-neko. Fokus kerja untuk rakyat.

Akhirnya, tentang Zulhas, tak ada manusia yang sempurna, tapi kali ini rasa hormat atas kinerjanya tak boleh dilupakan juga. Kata orang Barat: Nobody’s perfect, but respect is due.

FAHD PAHDEPIE — Penulis, CEO Inilahcom.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button