Tiga Langkah Atasi Asupan Gula, Garam, dan Lemak yang Berlebihan


Konsumsi makanan dan minuman yang kini beredar mengandung kadar gula, garam dan lemak (GGL) yang cukup tinggi dan dapat mengganggu kesehatan.  

Guru Besar Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia (UI) Prof Tjandra Yoga Aditama menjelaskan, untuk melindungi masyarakat terhadap makanan yang tinggi kadar gula, garam dan lemaknya maka setidaknya ada tiga hal yang dapat dilakukan.

Atur Ulang Formula Makanan Kemasan

Pertama adalah reformulasi, yang artinya mengatur ulang formula dari makanan-makanan kemasan yang dijual pada masyarakat. 

“Pengaturan ulang ini tentu bertujuan menyediakan makanan dan minuman yang lebih sehat, dengan formula yang kadar gula, garam dan lemaknya sesuai dengan prinsip dasar kesehatan,” kata Tjandra Yoga kepada Inilah.com, Jakarta, Jumat (12/07/2024). 

Deklarasi Pimpinan Negara ASEAN “ASEAN Leaders’ Declaration on the Reformulation and Production of Healthier Food and Bdeverage Options” tahun 2021 sudah menyebutkan bahwa negara-negara ASEAN memberi prioritas  pada reformulasi dan produksi makanan dam minuman yang lebih sehat.

Hal ini merupakan strategi penting yang perlu diimplementasikan untuk mencapai potensi kesehatan maksimal masyarakat ASEAN dengan melakukan promosi gaya hidup sehat serta menjamin kesehatan dan kesejahteraan bagi semua kelompok umur, khususnya dengan mengkonsumsi makanan dan minuman yang sehat dan bergizi seimbang.

Keterangan Label Kadar Gula, Garam dan Lemak di Kemasan Harus Jelas

Pencantuman label di kemasan yang secara jelas menjelaskan berapa kadar gula, garam dan lemak yang terkandung di dalamnya. 

Tentu saja label ini harus cukup besar dan mudah terbaca konsumen.

 Tujuannya adalah untuk memberi informasi yang lebih baik bagi konsumen untuk memilih produk makanan dan minuman yang lebih sehat.

Cukai pada Produk Makanan dan Minuman

Cukai bagi produk makanan tertentu, khususnya yang kadar gula, garam dan lemaknya dapat berpotensi mengganggu kesehatan. 

Dalam hal ini, negara-negara ASEAN bersepakat membagi pengalaman yang baik dan inovatif tentang anggaran kesehatan. 

Pemanfaatan cukai untuk promosi gaya hidup sehat dan program pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM). 

Juga disebutkan bahwa negara-negara ASEAN  setuju untuk membentuk aturan kebijakan fiskal terhadap makanan dan minuman yang tidak sehat.

Setiap hari warga Indonesia makan dan minum, dan tentunya sangat mengharapkan agar produk makanan dan minuman yang dikonsumsi memang adalah sehat, utamanya mengandung kadar gula, garam dan lemak yang sesuai dengan panduan kesehatan yang ada. 

“Adalah kewajiban pemerintah untuk menjamin agar produk makanan dan minuman yang dijual memang menyehatkan bangsa,” tambahnya.