BUMD Jabar Cegah Abrasi dan Lakukan Reforestasi Garis Pantai Utara Jawa Barat

Dalam rentang waktu dua tahun terakhir, Badan Usaha Milik Daerah Jawa Barat (BUMD) PT Migas Utama Jabar (MUJ) melakukan reforestasi hutan mangrove sebagai langkah perlindungan dan pencegahan kerusakan garis pantai di wilayah utara Jawa Barat dari abrasi. 

Salah satunya dilakukan di Desa Mayangan, Kecamatan Legonkulon, Kabupaten Subang, yang telah mencapai luasan 3.096 meter persegi (m²).

“Ini dilakukan untuk membangun keseimbangan ekosistem karena adanya kegiatan hulu migas yang ada di wilayah utara Jawa Barat,” kata Direktur Utama PT MUJ Punjul Prabowo, Jumat (15/12/2023).

Bersama anak perusahaannya, PT MUJ Offshore North West Java (ONWJ), mereka menanam 7.000 bibit pohon mangrove melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), diiringi dengan pembangunan rumah edukasi mangrove bersama Yayasan Wanadri untuk restorasi hutan dan area sekitar penyangga.

Dijelaskan, kelestarian hutan dan pemberdayaan masyarakat pesisir utara Jawa Barat merupakan satu keutuhan pengembangan kawasan restorasi hutan dan area sekitar penyangganya.

“Usaha ini bertujuan agar kondisi alam kembali utuh dan warisan generasi masa depan, dan juga menjadi langkah menekan emisi karbon,” ucap Punjul.

Terkait dengan rumah edukasi mangrove, ia mengatakan, hal itu sebagai upaya pengelolaan pesisir berkelanjutan yang sangat terbuka bagi lapisan masyarakat sekitar.

Diharapkan ruang edukasi ini meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap aktivitas di pesisir dan meminimalkan dampak emisi dan banjir rob.

“Masyarakat juga bisa adaptif terhadap perubahan iklim yang terjadi saat ini. Untuk reforestasi mangrove dan model pemberdayaan ini sangat penting dilakukan untuk meningkatkan kesadaran dalam pengelolaan aktivitas di pesisir pantai tersebut,” ujar Punjul.

Di Desa Mayangan, Kabupaten Subang sendiri terjadi pengurangan luasan mangrove yang cukup signifikan dari tahun ke tahun sejak 1999.

Hal tersebut meningkatkan risiko bencana pesisir berupa banjir rob dan abrasi. Selain itu, terjadi juga penurunan kualitas air laut. “Sehingga implementasi kawasan lindung hutan mangrove dan terumbu karang merupakan hal krusial,” tuturnya.

 

Sumber: Inilah.com