Market

Laba Pertamina Selamatkan Nicke, CERI: Abaikan Rugi Triliunan dan Nyawa

Menanggapi masih kuatnya Nicke Widyawati sebagai Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI), Yusri Usman menilai ada yang tidak pas. Apa itu?

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Pertamina pada Selasa (6/6/2023), mempertahankan Nicke di posisi puncak. Karena puas dengan kinerja Nicke, yakni laba bersih Pertamina pada 2022 mencetak rekor tertinggi, yakni US$3,8 miliar, atau Rp56,6 triliun.

“Pemerintah sebagai pemegang saham Pertamina yang diwakili oleh Menteri BUMN tidak melakukan pergantian direksi, (karena) sudah puas,” ujar Yusri kepada inilah.com di Jakarta, Rabu (7/6/2023).

Meski begitu, Yusri mengingatkan, ada persoalan serius di Pertamina yang tak boleh dinafikan begitu saja. Mempertahankan Nicke sama halnya dengan mengabaikan permasalahan besar. Yakni, terbakarnya sejumlah kilang Pertamina yang nilai kerugiannya ditaksir triliunan rupiah. Dan, terbakarnya Depo Plumpang yang menewaskan 33 orang.

“RUPS Pertamina kemarin, jelas mengabaikan kerugian akibat kebakakaran hebat Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) di Plumpang menewaskan 33 nyawa, kebakaran Kilang Dumai. Serta kecelakaan di Pertamina Hulu Rokan yang menewaskan kerja 14 orang,” paparnya.

Kata Yusri, seharusnya ada penyegaran di jajaran direksi, karena kinerja Pertamina, sejatinya tidak bagus-bagus amat. Kerugian akibat berbagai catatan hitam tersebut, nilainya cukup besar. “Harusnya ada penyegaran direksi, berdasarkan beberapa peristiwa di atas. Trmasuk potensi kerugian Pertamina dan subholding-nya dalam bisnis LNG (Liquefied Natural Gas),” tutup Yusri.

Diberitakan sebelumnya, usai RUPS, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati terlihat semringah saat memaparkan laba bersih 2022 sebesar Rp56,6 triliun. Jabatan aman, tak jadi tergusur.

Dalam media briefing bertajuk Capaian Kinerja Pertamina 2022 di Jakarta, Selasa (6/6/2023), Nicke terlihat pede menerangkan kinerja BUMN Migas yang dipimpinnya. Laba bersih mencapai Rp56,6 triliun, terbesar sejak Pertamina lahir pada 19 Desember 1957.

“Alhamdulillah, pada 2022 bisa kita tutup dengan kinerja tertinggi sepanjang sejarah. Pertamina membukukan keuntungan US$3,81 billion ekuivalen Rp56,61 triliun,” ujar Nicke, dikutip Rabu (7/6/2023).

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button