Punya Sederet Kontroversi, Arya Wedakarna Tak Pantas Jadi Senator

Desakan untuk mencopot Anggota DPD RI, Arya Wedakarna (AWK) digaungkan sejumlah pihak. Bahkan kelompok masyarakat di Bali sampai turun ke jalan dan menggeruduk kantor DPD RI Bali untuk meminta pertanggungjawaban AWK atas ucapannya yang melecehkan hijab, belum lama ini.

Sebanyak 200 umat Muslim Bali berunjuk rasa pada Kamis (4/1/2024), 20 di antaranya masuk menjadi perwakilan untuk berdiskusi dan menyampaikan aspirasi oleh pihak Kantor DPD RI Bali.

Swasto Haskoro, koordinator lapangan dari massa aksi, menyampaikan kehadiran mereka hanya ingin mendapat pertanggungjawaban dari pernyataan AWK yang dinilai mencederai kerukunan antarumat di Bali yang sejak zaman kerajaan telah terbangun.

Saat diskusi, berulang kali disampaikan bahwa meski beragama Islam, mereka juga merupakan putra putri Bali karena nenek moyang mereka dan kampung halamannya ada di Bali. Kalau akhirnya AWK harus dicopot atau dipecat, kata dia, adalah langkah yang bagus karena ucapannya sangat mencederai dan memecah belah umat beragama di Bali.

“Kami tersakiti, pedih melihat dan mendengar yang disampaikan AWK dan era digital sama sekali tidak bisa dikontrol. Jadi, kami datang sendiri ke kantor ini dengan tertib, tujuannya ingin pertanggungjawaban dari sisi hukum,” ucapnya.

Desakan pencopotan juga disuarakan MUI bersama dengan 30 organisasi masyarakat Islam, termasuk NU, Muhammadiyah serta Persatuan Islam (Persis), Hidayatullah, dan Aisyiyah. Para organisasi ini sampai membicarakan persoalan ini dalam rapat Dewan Harian yang diadakan di Denpasar, Bali, pada Rabu (3/1/2024).

Ketua Harian Bidang Hukum MUI Bali, Agus Samijaya, mengungkapkan bahwa pertemuan tersebut membahas tindak lanjut atas ucapan Arya yang dianggap menyinggung perempuan berhijab.

“Kami telah mengambil keputusan untuk mengadukan Arya Wedakarna ke Badan Kehormatan DPD RI dan mendesak agar beliau dicopot dari posisinya,” ujar Agus Samijaya.

Diketahui, senator dari Bali, Arya Wedakarna (AWK), baru-baru ini menjadi sorotan utama di media sosial dan publik Indonesia menyusul beredarnya sebuah video yang menunjukkan sikapnya terhadap penggunaan hijab oleh wanita muslimah.

Video yang diunggah oleh akun Twitter @HisyamMochtar pada tanggal 1 Januari 2024, memperlihatkan AWK yang secara terbuka menyatakan ketidaksukaannya terhadap petugas perempuan berhijab di bagian depan layanan publik. “Saya tidak mau yang front line-front line itu (berhijab), saya mau gadis Bali yang rambutnya kelihatan terbuka,” ucap dia.

Bahkan tanpa ragu ia juga menyebut hijab sebagai penutup yang tidak jelas dan tidak mencerminkan kebudayaan Indonesia. “This is not Middle East. Enak saja (ini) Bali, pakai bunga kek, pakai apa kek,” sambungnya.  

AWK Islamophobia?

AWK memang sosok yang sarat dengan kontroversi. Beberapa di antaranya memang memiliki tendensi terhadap umat Muslim, seakan ia seorang Islamophobia. Berikut daftar kontroversi AWK terhadap umat Muslim dan Islam:

1. Menolak Bank Syariah

Sebagai President The Hindu Center of Indonesia, Arya memiliki program ekonomi Satyagraha, yakni ekonomi Hindu untuk Bali berdaulat. Dalam gerakan itu, dia menolak ekonomi syariah dan moratorium bank syariah di Bali. Selanjutnya, mengedepankan ekonomi adat melalui Lembaga Perkreditan Desa, ekonomi Pancasila melalui Koperasi dan pemberdayaan Bank Perkreditan Rakyat.

Pada 7 Agustus 2014 melalui akun facebooknya, Arya Wedakarna, menulis status yang menyatakan penolakannya terhadap perbankan syariah di Bali. “Aliansi Hindu Muda Indonesia dan Gerakan Pemuda Marhaen (GPM) hari ini berdemonstrasi di depan Kantor Bank Indonesia Denpasar untuk moratorium/stop izin Bank Syariah di pulau seribu pura. Bersuaralah anak-anak muda Hindu. Pertahankan ekonomi Pancasila! Lanjutkan!!!” tulisnya.

2. Menolak UAS

Nama Arya kembali menjadi perbincangan publik tatkala dia dituduh sebagai provokator penolakan Ustaz Abdul Somad yang akan melakukan dakwah di Bali pada 8 Desember 2017. Tuduhan mengarah pada Arya Wedakarna karena dalam akun Facebook-nya, Arya menuding Ustaz Abdul Somad adalah anti Pancasila.

“Siapa pun boleh datang ke Bali, Pulau Seribu Pura, bahkan Raja Arab Saudi saja tidak masalah datang ke Bali untuk berlibur asal tanpa agenda politik terselubung. Tapi tentu Bali menolak jika ada oknum siapapun yang datang ke Pulau Dewata dengan agenda anti Pancasila,” tulisnya

3. Rasis terhadap Muslimah

Terbaru, Arya kembali jadi sorotan usai melontarkan ucapan bernada rasis yang diduga merendahkan marwah perempuan Muslimah. Ucapan bernada rasis itu dilontarkan Arya saat berbicara di Bea Cukai Bandara I Gusti Ngurah Rai, pada Jumat (29/12/2023).

“Saya nggak mau yang front line, front line itu, saya mau yang gadis Bali kayak kamu, rambutnya kelihatan terbuka. Jangan kasih yang penutup, penutup gak jelas, this is not Middle East. Enak aja, pakai bunga kek, pakai apa kek,” kata Arya dalam video yang beredar di media sosial.

4. Disanksi Etik karena Seruan Seks Bebas

Pada Desember 2021, AWK pernah dijatuhi sanksi dalam Sidang Etik Badan Kehormatan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI lantaran dua hal. Yakni terkait pernyataannya yang menyinggu Dalem Ped dan remaja boleh melakukan hubungan seks asal memakai kondom.

Dalam Keputusan DPD RI Nomor 2 Tahun 2021 yang ditandatangani Pimpinan Badan Kehormatan DPD RI, H. Leonardy Harmainy Bandaro Basa, S.IP. MH, disebutkan bahwa Arya Wedakarna disidang etik karena laporan dari Forum Komunikasi Taksu Bali. Dalam diktum keputusan, BK DPD RI memberikan dua sanksi.

Menjatuhkan sanks sedang kepada Dr. Shri I.G.N Arya Wedakarna MWS III, S.E. (M.Tru)., M.Si., Nomor Anggota B-65 Anggota DPD RI dari Provinsi Bali, berupa: 1. Dibebastugaskan atau dilarang melaksanakan kunjungan kerja alat kelengkapa baik di dalam maupun di luar negeri dan/ atau perjalanan dinas selama 1 (satu) Masa sidang yaitu pada Masa Sidang III Tahun Sidang 2021-2022. 2. Berkewajiban menyampaikan permohonan maaf pada Sidang Paripurna ke-6 DPD RI, serta melalui media cetak lokal Provinsi Bali,” bunyi sanksi tersebut.

Sumber: Inilah.com