Ototekno

Solusi Tukar Baterai dalam Satu Menit, Gairahkan Sepeda Motor Listrik

Hsiao Ding Hong, seorang warga Taiwan, menjadi penggemar sepeda motor listrik setelah merasakan kemudahan penggunaan kendaraan tersebut, terutama dalam hal pengisian baterai. Berkat sistem baterai yang bisa ditukar dari perusahaan Gogoro asal Taipei, pengguna seperti Hsiao bisa menukarkan baterai kendaraannya dengan baterai yang sudah terisi penuh hanya dalam waktu satu menit.

Dengan biaya langganan sebesar 849 dolar Taiwan (sekitar Rp 414 ribu), Hsiao bisa menikmati jarak tempuh hingga 630 kilometer per bulan. Aplikasi ponselnya membantu menemukan stasiun penggantian baterai terdekat yang tersedia. Konsep ini membuat penggunaan sepeda motor listrik semakin diminati di Asia.

“Seandainya penukaran baterai bukan pilihan, saya tidak akan membeli skuter listrik,” kata Hsiao mengutip Japan Times, Senin (10/4/2023).

“Layanan penukaran baterai sangat menarik karena menghemat banyak waktu,” tambahnya.

Sementara konsep baterai yang bisa ditukar ini sulit diimplementasikan pada mobil listrik, perusahaan seperti Gogoro menunjukkan bahwa sepeda motor, becak, dan kendaraan roda dua atau tiga lainnya cocok untuk sistem penggantian baterai yang cepat dan mudah.

Menurut BloombergNEF, pada 2020 hanya 2% sepeda motor di Asia Tenggara yang menggunakan energi listrik. Namun, angka ini diperkirakan akan meningkat menjadi 20% pada 2030, sebagian besar berkat sistem baterai yang bisa ditukar. Gogoro, misalnya, sudah memiliki lebih dari 500.000 pengguna aktif bulanan dan melakukan lebih dari 260 penggantian baterai per menit.

Tidak hanya Gogoro, perusahaan lain seperti RACEnergy di India dan MO Batteries di Singapura juga mulai mengembangkan sistem baterai yang bisa ditukar. Bahkan Honda Motor baru-baru ini menginstal stasiun penggantian baterai pertamanya untuk pengendara sepeda motor di Tokyo.

Meskipun sistem baterai yang bisa ditukar ini masih menghadapi beberapa hambatan, seperti perlunya standarisasi baterai yang lebih luas dan peningkatan jumlah stasiun penggantian, model ini memberikan contoh yang menjanjikan bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia dalam mendorong adopsi kendaraan listrik.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button