Kasus ledakan tungku smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Morowali Sulawesi Tengah statusnya telah naik statusnya dari tahap penyelidikan ke tahap penyidikan.
Hal itu berdasarkan gelar perkara, hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) maupun keterangan ahli dan keterangan saksi-saksi yang dilakukan Polda Sulawesi Tengah (Sulteng).
Kabid Humas Polda Sulteng Kombes Pol. Djoko Wienartono mengatakan, saksi yang telah diperiksa sebanyak 27 orang. Saksi tersebut merupakan karyawan, manajemen, maupun korban yang bisa dimintai keterangan. Serta saksi pidana dan saksi ahli ketenagakerjaan.
Adapun, korban jiwa sebanyak 21 orang dan 38 orang masih dalam perawatan, baik luka sedang maupun luka berat. “Meningkatkan perkara dari penyelidikan ke penyidikan untuk melakukan investigasi secara mendalam oleh penyidik,” ujar Kabid Humas Polda Sulteng Kombes Pol. Djoko Wienartono dalam keterangannya seperti mengutip antara, Jumat (5/1/2024).
Lebih lanjut Djoko menjelaskan, saksi-saksi yang dimintai keterangan saat penyelidikan dapat dipanggil lagi untuk diperiksa di tahap penyidikan. Jika pada penyelidikan, pemeriksaan saksi sifatnya interview.
Namun, pada tahap penyidikan, pemeriksaan tersebut akan menjadi pro justitia, sehingga keterangan yang diberikan akan menjadi keterangan di depan pengadilan.
Penyidik juga akan menyampaikan surat perintah dimulainya penyidikan (SPDP) kepada jaksa penuntut umum (JPU). Kepolisian hingga saat ini belum menetapkan tersangka dalam kasus tersebut. Kepolisian masih mengumpulkan keterangan saksi maupun alat bukti yang lain.
“Jadi pasal yang disangkakan adalah pasal 359 dan pasal 360 KUHP yang mana ancaman hukuman 5 tahun penjara,” ucap Djoko.
Ledakan tungku smelter di PT ITSS terjadi pada Minggu (24/12/2023) lalu sekitar pukul 05.30 Wita. Ledakan terjadi tepatnya di lantai dua dan lantai tiga kawasan smelter PT ITSS.
Tercatat, sebanyak 59 orang dilaporkan menjadi korban ledakan maut tersebut yang 21 di antaranya tewas. Sementara masih ada 38 pekerja luka berat dan ringan yang masih menjalani perawatan. Untuk korban meninggal masing-masing 13 pekerja Indonesia, sementara 8 lainnya tenaga kerja asing (TKA) asal China.
Leave a Reply
Lihat Komentar