News

2 Wajah Polri, Ungkap Kebenaran atau Selamatkan Jenderal Sambo

Kasus Brigadir Yosua (Brigadir J) yang diumumkan tewas di rumah dinas Kadiv Propam pada 8 Juli 2022 seakan memperlihatkan dua wajah Korps Bhayangkara. Wajah pertama tertatih-tatih mengungkap kebenaran dalam perkara tersebut, wajah lainnya seperti tak rela kehilangan Irjen Ferdy Sambo yang sudah nonaktif.

Langkah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membentuk timsus yang dikomandoi para jenderal dalam mengusut kasus ini seperti mati angin. Belum mampu mengungkap kebenaran dari perkara kriminal murni tewasnya anggota Polri di rumah jenderal. Sigit malah terpojok, masyarakat mulai meminta Presiden Jokowi untuk mengevaluasi eks Kabareskrim itu.

“Orang yang paling bertanggung jawab dengan persoalan atau masalah ini adalah Kapolri yaitu Bapak Jendral Listyo Sigit Prabowo,” kata Ketua Gerakan Mahasiswa dan Pemuda Republik Indonesia (GMPRI) Raja Agung Nusantara, di Jakarta, Minggu (31/7/2022), menyikapi lambannya pengungkapan fakta tewasnya Brigadir Yosua.

Kondisi ini seakan menunjukkan wajah lesu Polri yang lain. Pengungkapan kasus ini sejak awal diyakini diwarnai tarik-menarik pada tingkat elite Polri. Instruksi Presiden Jokowi agar Polri mengungkap kasus ini transparan seperti tidak mempan.

Langkah ringkih Polri mengungkap kasus ini dapat dibaca dari lambannya Kapolri menonaktifkan Jenderal Sambo sebagai Kadiv Propam. Brigadir J tewas tanggal 8 Juli, pada 18 Juli 2022 Kapolri Sigit baru mengumumkan Irjen Ferdy Sambo nonaktif dan jabatan Kadiv Propam diserahkan kepada Wakapolri Komjen Gatot Eddy.

Direktur Istitute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi mengingatkan, wajah Polri sesungguhnya yang ditunggu publik tak lain dan tak bukan keberanian Korps Bhayangkara mengungkap kebenaran dari tewasnya Brigadir J. Untuk itu pengungkapannya seharusnya tidak bertele-tele, langsung ke masalah substantif. Namun kenyataannya, 23 hari tewasnya polisi muda itu, Polri belum mampu menjelaskan kematian Brigadir J.

“Sebaiknya timsus fokus pada upaya itu melalui olah TKP, balistik forensik maupun digital forensik dan mencocokkannya dengan keterangan saksi-saksi. Bukan malah buru-buru menyentuh hal-hal yang kurang substantif dan kurang relevan atau pada hal-hal yang mestinya baru akan jelas jika penyebab kematian Brigadir J telah terungkap,” katanya.

Belakangan Bareskrim Polri mengambil alih penanganan perkara kasus dugaan pelecehan dan penodongan senjata oleh Brigadir J kepada istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, yang menjadi versi awal Polri penyebab kontak senjata Brigadir J dengan Bharada E. Kasus ini bakal disatukan dengan laporan keluarga Brigadir J yang meyakini terjadinya pembunuhan berencana terhadap korban.

“Dijadikan satu agar efektif dan efisien dalam manajemen sidiknya,” kata Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Dedi Prasetyo.

Entah wajah mana lagi yang mau dipertontonkan…

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button