News

20.213 Tewas dalam Gempa Turki, Erdogan: Kami Menghadapi Bencana Alam Terbesar dalam Sejarah

Menteri Kesehatan Fahrettin Koca mengatakan korban tewas akibat gempa dahsyat yang terjadi di Turki sudah mencapai 20.213 jiwa per Jumat (10/2/2023) malam.

Gempa berkekuatan M 7,7 dan 7,6 berpusat di provinsi Kahramanmaras, memberikan dampak kepada lebih dari 13 juta orang di 9 provinsi lainnya, yaitu; Adana, Adiyaman, Diyarbakir, Gaziantep, Hatay, Kilis, Malatya, Osmaniye, dan Sanliurfa.

Beberapa negara di kawasan itu, termasuk Suriah dan Lebanon, juga merasakan getaran kuat yang melanda Turki dalam waktu kurang dari 10 jam.

Sekitar 20.000 orang dikeluarkan dengan selamat dari puing-puing bangunan yang hancur dan kini mereka telah dipindahkan ke provinsi lain melalui udara, darat, dan laut, kata Koca.

Mengutip kantor berita Turki, Anadolu Agency, Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan, telah menghadapi salah satu bencana alam terbesar dalam sejarah bangsa.

Badan Penanggulangan Bencana dan Kondisi Darurat (AFAD) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa setidaknya 159.146 personel pencarian dan penyelamatan betugas di lapangan.

Erdogan menambahkan bahwa 7.716 personel bantuan dari luar negeri juga telah dikerahkan ke zona bencana.

Kementerian Luar Negeri mengatakan total 97 negara telah menawarkan bantuan dan tim SAR dari 61 negara saat ini sudah beroperasi di lapangan.

Evakuasi di zona gempa masih berlanjut

Sebanyak 102.274 orang telah dipindahkan dari wilayah gempa, kata AFAD.

Sejauh ini, pesawat kepresidenan juga telah mengangkut 126 orang terluka, termasuk 16 bayi, ke rumah sakit di ibu kota Ankara.

Lebih dari 141.779 petugas kesehatan saat ini bekerja di wilayah yang dilanda gempa, kata pejabat Kementerian Kesehatan.

Sebanyak 97.973 tenda keluarga telah didirikan untuk melindungi para penyintas.

Menteri Lingkungan Hidup, Urbanisasi, dan Perubahan Iklim Murat Kurum mengatakan negara itu akan meluncurkan pembangunan perumahan di wilayah bencana terbesar” dalam sejarah Republik Turki secara serentak di 10 provinsi.

​Setelah gempa awal, koridor bantuan udara didirikan oleh militer Turki untuk mengirim tim SAR ke wilayah tersebut.

Banyak pesawat digunakan untuk penyaluran, termasuk A-400M, membawa tim SAR dan kendaraan ke wilayah tersebut. Pesawat ambulans yang akan mengangkut para korban juga menggunakan koridor bantuan udara tersebut.

Personil penyelamat dan bantuan serta material diarahkan ke wilayah itu dengan 166 pesawat, kata AFAD.

Selain itu, dua drone Akinci digunakan untuk mengoordinasikan proses evakuasi di daerah bencana.

Sebanyak 26 kapal juga dikerahkan ke wilayah itu untuk pengiriman personel penyelamat dan peralatan untuk evakuasi.

Presiden Erdogan kunjungi wilayah gempa

Erdogan pada Kamis mengatakan gempa di selatan Turki dapat digambarkan sebagai “bencana abad ini,” dan menambahkan bahwa negara telah mengerahkan segala cara untuk membantu para korban.

Memantau upaya pencarian, penyelamatan, dan bantuan yang sedang berlangsung, Erdogan sejauh ini telah mengunjungi Kahramanmaras, Hatay, Adana, Gaziantep, Osmaniye, Kilis, Adiyaman, dan Malatya, di mana dia bertemu dengan para korban gempa.

Parlemen Turki pada Kamis (9/2/2023) menyetujui aturan keadaan darurat selama tiga bulan untuk mempercepat upaya bantuan.

Negara ini juga mengumumkan tujuh hari berkabung nasional setelah bencana tersebut.

Belasungkawa dan bantuan mengalir dari seluruh dunia yang menyatakan solidaritas dengan Turki.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button