Market

4 Lembaga Keuangan Kompak Ramal Ekonomi Indonesia Mentok 5 Persen

Setidaknya ada empat lembaga keuangan dunia, yakni IMF, ADB, OECD dan world Bank kompak memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia mentok di level 5 persen.

Dana Moneter Internasional (IMF) menjadi lembaga internasional terbaru yang memberikan pembaruan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia, menyusul Bank Dunia, ADB, dan OECD.

Dalam laporan World Economic Outlook (WEO) edisi Oktober 2023, dikutip Rabu (11/10/2023), Dana Moneter Internasional atai Unternational Moneterary Fund (IMF), meramalkan, perekonomian Indonesia maksimal 5 persen pada 2023 dan tahun depan. Proyeksi ini tidak bergeser dari prediksi sebelumnya.

Sedangkan untuk inflasi, IMF memerkirakan bakal mencapai 3,6 persen secara tahunan atau year on year (yoy) di akhir 2023. Tahun depan akan turun meski tipis-tipis ke level 2,5 persen (yoy).

Proyeksi IMF atas pertumbuhan ekonomi Indonesia ini, mengacu kepada asumsi kebijakan fiskal dan moneter Indonesia. Khususnya terkait keputusan pemerintah mempertahankan kebijakan fiskal yang netral, disertai kebijakan pajak dan reformasi administrasi yang moderat, realisasi belanja negara, dan peningkatan belanja modal secara bertahap dalam jangka menengah yang sejalan dengan ruang fiskal.

Adapun IMF mengatakan asumsi kebijakan moneter Bank Indonesia sejalan dengan inflasi yang berada di kisaran target bank sentral dalam jangka menengah.

Ramalan IMF ini, tak beda jauh dengan Bank Dunia, Asian Development Bank (ADB) atau pun Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).

Melalui Asian Development Outlook September 2023, ADB melihat potensi ekonomi Indonesia mampu tumbuh lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya 4,8 persen, menjadi 5 persen pada 2023.

Sementara inflasi juga diramal lebih baik dari perkiraan ADB sebelumnya, di tingkat 4,2 persen menjadi 3,6 persen.  ADB menilai permintaan domestik diperkirakan akan lebih dari sekadar mengimbangi perlambatan ekspor barang dalam memacu kinerja ekonomi Indonesia.

“Pada sisa tahun 2023, normalisasi penuh mobilitas dan daya beli yang lebih tinggi dengan inflasi yang lebih rendah akan mendorong rebound spending, meskipun suku bunga yang lebih tinggi mungkin sedikit mengerem permintaan,” tulis ADB, Minggu (24/9/2023).  

Lembaga tersebut juga melaporkan ekspektasi umum dari pesta politik 2024 atau pemilu diyakini akan berjalan dengan lancar dan tetap memacu investasi bisnis.  

Sedangkan OECD merevisi ke atas outlook pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,2 persen menjadi 4,9 persen pada 2023.  Dalam OECD Economic Outlook, Interim Report September 2023, lembaga tersebut memandang pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) di negara-negara berkembang utama Asia, yaitu Indonesia akan stabil di 5 persen.  

“Pertumbuhan PDB di negara-negara berkembang utama Asia lainnya, India dan Indonesia, diproyeksikan relatif stabil pada tahun 2023 dan 2024: sekitar 6 persen untuk India dan 5 persen untuk Indonesia,” tulis OECD, Minggu (24/9/2023).  

Bank Dunia menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 ke level 5 persen. Atau naik tipis dari proyeksi April 2023 sebesar 4,9 persen.  

Dalam laporan East Asia and the Pacific Economic Update Oktober 2023, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia naik ke level 5 persen sepanjang 2023. Naik 0,1 oersen dari outlook dalam laporan sebelumnya periode April 2023, yakni sebesar 4,9 persen.

Meski demikian, Bank Dunia meramal pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap di level 4,9 persen pada 2024. Proyeksi tersebut masih sama dengan outlook yang dikeluarkan Bank Dunia sebelumnya.  

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button