Kecelakaan Kereta Api 112 Brantas relasi Pasar Senen-Blitar dengan truk tronton, terjadi di pelintasan Semarang, Jawa Tengah, Selasa malam (18/7/2023). Hantaman keras mengakibatkan bagian depan kereta terbakar hebat.
KA 112 Brantas saat itu tengah membawa empat kereta kelas eksekutif, enam kereta kelas ekonomi dan satu kereta pembangkit. Beruntung, seluruh penumpang yang berjumlah 626 orang berhasil selamat. Hanya satu penumpang terluka lantaran melompat saat tabrakan terjadi.
Kecelakaan bermula ketika truk tronton hendak melewati pelintasan kereta Madukoro, Semarang Barat. Saat itu, pelintasan belum ditutup. Namun, truk trailer tiba-tiba mogok di tengah rel. Sopir dan kernet truk berupaya meminta pertolongan ke petugas penjaga pintu kereta, agar menghentikan laju kereta. Namun tidak sempat, hingga tabrakan hebat terjadi.
Di waktu yang sama, kecelakaan antara kereta api dan truk, juga terjadi di Blambangan Pagar, Lampung Utara, sekitar pukul 15.00 WIB. Kecelakaan akibat sopir truk fuso yang membawa tebu, kurang hati-hati ketika menyebrangi rel tanpa palang pintu.
Jarak kereta api yang sudah dekat mengakibatkan truk tidak dapat menghindar. Truk terseret sejauh 100 meter. Sementara lokomotif kereta mengalami kerusakan cukup parah. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.
Merujuk data Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkeretapiaan Kementerian Perhubungan, jumlah kecelakaan kereta menurun drastis dalam empat tahun terakhir. Rata-rata kecelakaan kereta api pada 2019-2022 hanya 13,75.
Namun, kecelakaan paling mengerikan dan mematikan dengan jumlah korban tidak sedikit, pernah terjadi di Indonesia. Berikut 5 kecelakaan kereta api terparah di Indonesia.
1. Kereta Argo Bromo Anggrek vs Kereta Senja (Pemalang, 2/10/2010)
Kecelakaan kereta api Argo Bromo Anggrek yang menabrak kereta Senja Utama Semarang, terjadi di Stasiun Petarukan, Desa Serang, Pemalang, Jawa Tengah, 2 Oktober 2010 lalu.
Saat itu, kereta Senja Utama Semarang tengah berhenti di jalur 3 stasiun. Sementara itu, di waktu bersamaan datang kereta Argo Bromo Anggrek dari arah Jakarta dan memasuki jalur yang sama. Sehingga terjadi tabrakan dari belakang.
Tabrakan maut ini mengakibatkan 35 orang meninggal dan sejumlah orang lainnya mengalami luka-luka.
2. Kereta Gaya Baru vs Kereta Empu Jaya (Brebes, 25/12/2001)
Pada tahun 25 Desember 2001, Kecelakaan Kereta Api kembali berulang. Kereta Api Empu Jaya menabrak Kereta Gaya Baru Malam Selatan yang sedang menunggu persilangan di Stasiun Ketanggungan, Brebes, Jawa Tengah.
Akibatnya, 45 orang meninggal dunia. Penyebab tabrakan murni akibat kesalahan manusia.
3. Tragedi Bintaro (19/10/1987)
Kecelakaan paling mengerikan terjadi 19 Oktober 1987 di Pondok Betung, Bintaro, Jakarta Selatan.
Sebanyak 156 orang meninggal dan lebih dari 300 orang mengalami luka-luka akibat tragedi ini. Tabrakan melibatkan Kereta Api 225 jurusan Rangkasbitung-Jakarta Kota dan Kereta Patas 220 Tanah Abang-Merak.
Tragedi Bintaro 1987 bermula dari kesalahan kepala Stasiun Serpong yang memberangkatkan KA 225 menuju Stasiun Sudimara tanpa memeriksa tingkat keterisian jalur kereta di Stasiun Sudimara. Akibatnya, ketika Kereta Api 225 tiba di Stasiun Sudimara pada pukul 06.45 WIB, ketiga jalur di stasiun tersebut telah penuh.
4. KA Bumel vs Kereta cepat (20/09/1968)
Kecelakaan mengerikan selanjutnya terjadi 20 September 1968. Tabrakan itu melibatkan Kereta api Bumel dengan Kereta Api Cepat di Desa Ratu Jaya, Depok, Jawa Barat. Akibat kecelakaan 116 orang meninggal dunia.
5. Kecelakaan Kereta Api Lembah Anai, Sumbar (25/12/1944)
Kecelakaan Kereta Api, Lembah Anai, di Sumatera Barat terjadi pada 25 Desember 1944, menjadi kecelakaan paling buruk di Tanah Air.
Kecelakaan menyebabkan 200 orang kehilangan nyawa dan 250 jiwa lainnya luka-luka. Kecelakaan ini terjadi karena kereta api yang melalui jalur ini gagal dalam pengeremannya. Sebagian jenazah ditemukan tak utuh. Jalur Lembah Anai memang terkenal terjal dan rawan kecelakaan
Beri Komentar (menggunakan Facebook)