Hangout

5 Penyakit yang Timbul Pascagempa

Selasa, 22 Nov 2022 – 13:06 WIB

Penyakit Pascagempa

Dokumentasi Inilah.com/Agus Priyatna

Pascagempa di Cianjur pada Senin (21/11/2022), tidak hanya memakan korban jiwa tetapi juga menimbukan beragam penyakit yang dialami para warga.

Banyak bangunan rumah maupun sarana umum yang berhamburan akibat guncangan gempa yang terjadi di Cianjur tersebut.

Selain menyebabkan kerugian materi, gempa bumi juga meningkatkan risiko terjadinya berbagai macam gangguan kesehatan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut timbulnya masalah kesehatan masyarakat pascagempa bumi ini tidak lepas dari berbagai faktor. Mulai dari fisik maupun psikis.

Berdasarkan situs Klikdokter, Berikut penyakit pascagempa yang rentan terjadi pada korban:

1. Diare

Bencana alam seperti gempa dan tsunami membuat warga yang menjadi korban kesulitan untuk mencari sumber air bersih, sehingga risiko diare menjadi sangat tinggi.

Diare terjadi akibat mengonsumsi makanan atau sumber air yang mengandung bakteri maupun virus berbahaya seperti norovirus, salmonella, dan rotavirus. Seseorang yang terkena penyakit ini akan mengalami sakit perut, buang air besar encer lebih dari tiga kali sehari, dan demam. Jika terjadi secara berkelanjutan atau tidak segera diatasi dengan tepat, diare bisa menyebabkan dehidrasi (kekurangan cairan) hingga kematian.

2. Hepatitis A

Tidak tersedianya sumber air bersih di tempat pengungsian korban gempa dan tsunami membuat risiko hepatitis A menjadi sangat tinggi. Penyakit ini dapat menular dari satu orang ke orang lainnya melalui sumber air yang tercemar feses.

Orang yang mengalami hepatitis A akan mengalami beragam gejala, misalnya merasa letih, badan lemas, nyeri di bagian perut kanan atas, nyeri sendi dan otot, demam ringan, hilang nafsu makan, mual, sakit kepala, sembelit atau diare, juga kulit dan mata menjadi berwarna kuning.

3. Meningitis

Meningitis alias radang selaput otak terjadi akibat infeksi bakteri, virus, jamur, maupun protozoa. Penyakit ini dapat menular melalui kontak jarak dekat, batuk, bersin, atau lingkungan yang tidak terjaga kebersihannya.

Meningitis memberikan gejala awal berupa demam tinggi, yang kemudian beriringan dengan sakit kepala, terasa kaku pada leher, muntah, penurunan kesadaran hingga kejang.

4. ISPA

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang terjadi akibat adanya infeksi virus maupun bakteri. Salah satu jenis yang paling sering kita temui adalah common cold, yang ditandai dengan gejala batuk dan pilek.

Korban gempa dan tsunami yang berada dalam pengungsian berisiko tinggi mengalami ISPA, karena penyakit ini bisa menular melalui droplet atau cairan yang keluar dari penderita saat batuk atau bersin. Meski terlihat sepele, ISPA yang tidak segera diatasi bisa menyebabkan berbagai komplikasi hingga kematian.

5. Leptospirosis

Penyakit ini timbul karena bakteri Leptospira, dan bisa terjadi akibat adanya paparan langsung pada air kencing tikus. Sumber air atau makanan yang terkontaminasi oleh bakteri tersebut juga bisa menjadi media penyebaran penyakit ini.

Orang yang terjangkit leptospirosis akan mengalami gejala, seperti demam tinggi hingga menggigil, nyeri kepala, nyeri otot di daerah betis, sakit tenggorok disertai batuk kering, mata merah dan kulit menguning, mual, muntah-muntah, serta diare.

Mengingat adanya risiko penyakit tersebut, korban yang mengungsi akibat gempa bumi tetap harus selalu berhati-hati. Terus berupaya untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan sambil menunggu bantuan dari pemerintah pusat. Jangan sampai bencana alam yang terjadi datang bersamaan dengan wabah penyakit di pengungsian.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button