Hangout

8 Cara Memarahi Anak, Dijamin Enggak Bikin Sakit Hati

Kasus anak bunuh orang tua kembali terjadi. Penyebabnya dendam karena sering dimarahi. Seorang pemuda berusia 23 tahun bernama RAR, tega membunuh ibunya dan menganiaya ayahnya hingga mengalami kritis. Tindakan keji itu dilakukan di rumah orang tuanya di Tapos, Depok, Jawa Barat.

Polisi mengatakan, pelaku nekat menghabisi nyawa ibunya dan melukai ayahnya lantaran memendam karena sering dimarahi sejak kecil. RAR mengaku, setiap dimarahi, orang tuanya selalu melontarkan kata-kata merendahkan juga disertai perlakuan buruk.

Cara Memarahi Anak yang Benar

Marah pada anak adalah hal normal yang dialami setiap orangtua. Tapi, seperti halnya anak belajar mengendalikan emosi, orangtua pun perlu belajar memarahi anak dengan cara yang lebih konstruktif supaya anak tidak sakit hati.

Lalu bagaimana cara memarahi anak yang benar agar tidak timbul sakit hati dan dendam pada anak? Yuk, simak 8 tips memarahi anak berikut ini.

1. Berbicara dengan Tenang

Cobalah bicara dengan tenang supaya pesan bisa diterima anak. Pastikan anak mengerti apa yang membuat Anda marah dan kenapa Anda marah. Lalu, tanya pada anak, apa alasannya melakukan kesalahan tersebut dan berusahalah untuk memahami dari sudut pandangnya.

Penelitian menyebutkan berdialog dengan anak bisa meningkatkan kemampuan kognitif dan verbal anak, sekaligus mencegahnya mengalami luka batin di kemudian hari.

2. Tidak Berteriak

Memarahi anak dengan berteriak merupakan cara yang tidak efektif. Saat marah, kadang kita jadi sulit kendalikan diri. Namun, jangan sampai emosi mengambil alih logika, sehingga akhirnya Anda melakukan hal-hal yang akhirnya berdampak buruk bagi psikologis anak.

Lebih baik tenangkan diri dulu sebelum berhadapan dengan anak. Setelah tenang, Anda duduk sejajar dan lihat mata anak. Sampaikan apa kesalahan dan konsekuensi dari perbuatannya sehingga ia bisa paham.

3. Objektif dan Hindari Menghakimi

Saat anak melakukan kesalahan, tegur dia berdasarkan apa yang ia lakukan saat itu. Bukannya mengungkit kesalahan lalu yang mungkin tidak relevan. Hindari juga menilai atau menghakimi dirinya atau menyimpulkan secara umum atas tindakan kecil yang ia lakukan.

Misalnya, anak tidak mau membereskan kamar tidurnya yang sudah sangat berantakan. Lalu, Anda berkata, “Ah, kamu memang anak pemalas!” Contoh lain, anak lupa mengerjakan PR pada hari itu, sehingga dapat teguran dari gurunya. Anda lalu berkata, “Kamu itu memang tidak pernah bikin PR!”

4. Selingi dengan Humor

Menegur anak dengan cara humoris juga bisa jadi cara yang baik dibanding dengan membentaknya. Humor bisa berbentuk sindiran, sarkasme, dan lain-lain.

Menurut studi dari University of Northern Iowa, humor dapat membangun kedekatan antara orangtua dengan anak, meredakan stres, dan ketegangan pada anak. Teguran yang diselingi humor juga membantu perkembangan kognitif anak.

5. Jangan Defensif

Saat dimarahi, anak mungkin balas melontarkan kritik atau protes terhadap Anda. Jangan sampai ini malah bikin Anda emosi dan semakin memarahi, atau malah jadi berdebat atau protes balik. Coba pahami apa yang bikin anak membalas, lalu bicarakan hal itu dengannya. Tanyakan solusi yang dia pikirkan untuk masalah tersebut.

 6. Metode Time-out

Time- out adalah salah satu cara mendisiplinkan anak yang efektif. Metode ini dilakukan dengan cara membawa anak ke dalam ruangan, menjauhkannya dari berbagai hal yang menyenangkan, dan melarangnya untuk berinteraksi dengan orangtua atau siapa pun.

Langkah ini dapat mengajarkan anak cara untuk menenangkan diri sehingga ia dapat menyelesaikan masalahnya. Anda sendiri pun perlu tenangkan diri bila emosi rasanya sudah naik sampai kepala.

Menurut pakar dari University of Arkansas Medical Science, melakukan time- out dan jeda sesaat dapat membantu orangtua dalam mendisiplinkan anak. Bahkan, ini bisa lebih efektif dibandingkan memukul, berteriak, atau mengancam anak.

Kebijakan ini juga bisa dilakukan untuk mengatasi anak dengan masalah perilaku, seperti sering tantrum, suka memukul, dan lain-lain. Lakukan ini hanya jika perilaku anak sudah keterlaluan, semisal melakukan hal berbahaya atau tidak mau menurut.

7. Mencabut Hak Anak di Rumah

Orangtua mungkin sering menyesal setelah memarahi anak. Agar hal ini tak terjadi, cobalah cari cara lain yang lebih efektif, seperti mencabut hak anak di rumah.

Misalnya, anak memiliki hak untuk bermain handphone, menonton televisi, hingga bermain dengan teman di luar rumah. Selama ia dihukum, cabutlah berbagai hak tersebut. Saat anak sudah belajar dari kesalahan dan ingin memperbaiki perilakunya, kembalikan berbagai haknya.

Selain itu, ketika anak melakukan kesalahan, berikan kesempatan kedua untuk memperbaikinya. Ini bertujuan mengajarkan anak, bahwa selalu ada solusi dalam setiap situasi sulit.

8. Tetap Tegas

Mengutip situs Today’s Parent, salah satu cara menghadapi anak pemarah dan tak disiplin adalah menjaga ketegasan Anda sebagai orangtua. Dalam beberapa kasus, anak dapat tetap berperilaku buruk ketika sudah dimarahi. Namun, Anda tidak boleh kalah oleh anak.

Tunjukkan rasa simpati Anda namun tetap bersikap tegas. Selain itu, pastikan anak tahu bahwa Anda bersungguh-sungguh dengan apa yang Anda katakan kepadanya. Cara ini diharapkan dapat membuat anak lebih mau mengerti dan mau memperbaiki perilaku buruknya.

Baca berita dan artikel menarik lain Inilah.com di Google News.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button