Market

Investor Berpaling ke Obligasi dan Dolar AS, Rupiah Tak Berkutik

Transaksi nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS antarbank di Jakarta pada Selasa (20/12/2022) sore berakhir melemah. Ini terjadi lantaran kekhawatiran terjadinya resesi ekonomi global pada tahun depan sehingga investor berpaling ke obligasi dan dolar AS.

Rupiah berakhir melemah 6 poin atau 0,04 persen ke posisi Rp15.603 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.597 per dolar AS.

“Kekhawatiran atas kenaikan suku bunga dan potensi resesi pada tahun 2023 membuat investor beralih ke dolar dan imbal hasil obligasi AS,” tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya di Jakarta, Selasa (20/12/2022).

Dolar AS diperdagangkan stabil terhadap mata uang minggu ini setelah pulih tajam dari level terendah lima bulan yang dicapai sebelumnya. Sementara tingkat imbal hasil obligasi AS 10 tahun menguat.

Sejumlah pejabat bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed) pekan lalu, memberikan komentar hawkish dan menggembar-gemborkan kenaikan suku bunga yang berkelanjutan pada tahun mendatang.

Investor sekarang juga khawatir atas potensi resesi pada 2023, terutama didorong oleh inflasi tinggi dan kenaikan suku bunga.

Fokus pasar pada perlambatan pertumbuhan ekonomi juga diperkirakan akan menentukan dua minggu perdagangan terakhir tahun 2022 di tengah kelangkaan isyarat lainnya.

Selain itu, volume perdagangan juga diperkirakan akan berkurang oleh serangkaian hari libur pasar.

Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi Rp15.586 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp15.575 per dolar AS hingga Rp15.640 per dolar AS.

Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Selasa menguat ke posisi Rp15.608 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp15.621 per dolar AS.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button