Market

Aset Kripto Masih Lesu, Bitcoin Menguat Sementara

Ketika dolar AS (US$) terus menguat terhadap mata uang asing, perdagangan uang kripto masih saja lesu. Namun ada kabar baik, Bitcoin sedikit berotot.

Sebut saja, Bitcoin. Uang kripto yang kapitalisasi pasarnya paling jumbo. Pada Selasa (5/7/2022) sempat ambruk di bawah level psikologis US$20 ribu per keping. Hari ini, Rabu (6/7/2022), Bitcoin kembali fit, nilainya rebound ke level psikologis, atau setara Rp 300,2 juta per koin.

Bitcoin diperdagangkan sekitar US$20.300 per koin, naik sekitar 2 persen selama 24 jam terakhir. Investor melihat dukungan US$20.000 per koin, sebagai ukuran daya tahan pasar bearish saat ini.

Sampai saat ini, pasar kripto masih dibayangi berbagai sentimen negatif mulai dari ketidakpastian ekonomi hingga permasalahan yang terjadi dari dalam industri kripto sendiri.

Chief Investment Officer Arca, Jeff Dorman baru-baru ini mengangkat masalah filosofis tentang kripto. Dia bertanya apakah Bitcoin benar-benar penyimpan kekayaan, atau hanya penyimpan kekayaan berlebih.

“Selama dekade terakhir, kita tidak harus membedakan antara keduanya, tetapi dengan bank sentral membasmi inflasi melalui efek kekayaan negatif, kita mungkin akan segera mengetahuinya. Sejauh ini, buktinya cukup memberatkan yaitu Bitcoin tidak menyukai pengetatan keuangan,” kata Dorman, dikutip dari CoinDesk.

Menurut Dorman sampai hari ini, Bitcoin mungkin hanya menjadi penyimpan kekayaan berlebih. “Jadi selama Anda percaya kelebihan kekayaan akan kembali lagi, Bitcoin mungkin merupakan opsi yang bagus,” ujar Dorman.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button