Market

Bappenas Kwalahan Hapus Kemiskinan Ekstrem hingga 2024

Meski angka kemiskinan terus menurun, niat pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem menjadi 0 persen di tahun 2024 tetap berat. Penyebabnya karena pendemi Covid-19 membuat target tersebut diambang kegagalan.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa menjelaskan, upaya pemerintah dalam menghapuskan tingkat kemiskinan terganjal pandemi Covid-19. Selain itu, khusus program penghapusan kemiskinan ekstrem baru ada di tahun 2021.

“Deviasi target terjadi mulai 2021 karena adanya Covid-19,” kata Suharso seperti dikutip saat Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI di Gedung Parlemen, Jakarta, Senin (19/6/2023).

Suharso mengakui tingkat kemiskinan dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan. Hanya saja, untuk menghilangkan kemiskinan ekstrem masih sangat sulit tercapai jika targetnya tinggal 1 tahun lagi. “Meskipun tingkat kemiskinan terus menurun, masih berat untuk mencapai target,” kata dia.

Hal ini tidak terlepas dari akurasi data yang data yang dimiliki pemerintah. Suharso menyebut data pemerintah terkait penerima program pengentasan kemiskinan masih rendah.

Apalagi dalam Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan datanya menurun. Tahun 2020 tercatat 48 persen, tahun 2021 turun menjadi 43 persen dan di tahun 2022 hanya 41 peren. “Memang untuk mencapai target ini akurasi data penerima program masih renah bahkan menurun,” kata dia.

Untuk itu, usai pandemi COvid-19 mereda, Bappenas tengah mengupayakan pemutakhiran Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) melalui Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek) dan Integrasi program kementerian lembaga.

Sebab data terakhir yang bisa dipakai bersumber dari BPS yang mencatat jumlah penduduk miskin pada September 2022 sebanyak 26,36 juta orang. Sedangkan persentase penduduk miskin pada September 2022 sebesar 9,7 persen.

Sementara itu, jumlah penduduk yang masuk dalam kategori miskin extreme pada September 2022 tercatat 1,76 persen. Angka ini lebih rendah dari posisi bulan Maret 2022 sebanyak 5,59 juta jiwa atau 2,04 persen. Namun tak hanya itu, angka tersebut sedikit menurun dari tahun 2021 yang jumlahnya 5,8 juta jiwa atau 2,14 persen.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button