Ototekno

Bedah Perkembangan dan Masa Depan Game FPS di Indonesia

Game FPS (First-person-shooter) atau dalam bahasa indonesia nya adalah (tembak menembak orang pertama). Apex Legends, Counter Strike, dan Valorant adalah sebagian dari banyak judul game yang bergenre FPS. Banyak dari kita yang memainkan game FPS, namun tidak menyadari apa saja potensi dari game yang dimainkan dalam kompetisi esports ini.

Dalam event UniPin Community memaparkan segala mengenai seluk beluk industri esports. Kali ini, topik yang diusung adalah “Perkembangan FPS Games di Indonesia”. Dilakukan secara daring melalui Zoom, webinar ini diselenggarakan Jumat (15/4) dengan pembicara yang berkecimpung langsung di dalam industri terkait.

Hadir sebagai narasumber yaitu, Monica “Momochan” Mariska seorang shoutcaster Valorant, Kevin “Eeyore” Gunawan seorang pemain Valorant untuk Persija Esports, serta Robby Arianto selaku Marketing Coordinator Fantech Indonesia. Ketiganya banyak berbagi pandangan mengenai game FPS sesuai dengan ranah profesi mereka.

Webinar Unity 1 - inilah.com
Webinar Unity 

Melihat ekosistem gaming yang saat ini didominasi platform mobile, popularitas platform PC khususnya untuk permainan FPS kian tersaingi. Menurut Robby, yang perlu dilakukan para pelaku industri gaming adalah pemerataan stimulus di seluruh Indonesia.

“Pasar FPS di Indonesia sebenarnya besar banget, tapi yang terstimulus baru sedikit. Perlu ada stimulus yang lebih masif seperti pengadaan event yang tidak tersentral hanya di Jakarta, tetapi juga merangkul para pemain di seluruh Indonesia,” ujar Robby.

Tidak hanya persaingan antar-platform, namun persaingan antar-genre juga kerap terjadi. Menurut Momochan, untuk bersaing dengan genre game lainnya, game publisher untuk game FPS perlu terus melakukan regenerasi agar tetap relevan, populer, dan bisa bersaing.

“Regenerasi itu penting. Pemain-pemain muda punya reflek yang lebih bagus, cara berpikirnya bisa lebih cepat, meski decision making-nya masih belum tentu bagus, tapi refleknya masih lebih baik daripada pemain yang usianya 25 ke atas. Regenerasi ini perlu dipikirkan oleh developer-developer yang ingin game nya bertahan di scene esports,” ujar Momochan.

Eeyore sebagai seorang pemain profesional Valorant juga memberikan tips di akhir webinar untuk hadirin dan penonton yang ingin masuk ke ranah profesional.

“Pertama, koneksi itu penting. Namun, kalau enggak ada koneksi ke sana, kalian kan pasti punya teman, bikin aja tim sama teman-teman. Pokoknya masuk aja tim manapun, rajin ikut turnamen, nanti pasti dilirik. Jika kalian memang punya potensi dan bakat, pasti nanti akan ada yang lihat,” tutup Eeyore.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Ibnu Naufal

Menulis untuk masa depan untuk aku, kamu dan kita.
Back to top button