News

Begini Cara Kerja AI Urai Kemacetan di Jakarta

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo menyebut teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) efektif mengurangi kemacetan di persimpangan jalan.

“Sistem terus belajar dari bulan April. Menurut pengamatan kami, ini sudah memberikan efek yang positif di 20 simpang yang sudah diatur,” kata Syafrin di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Senin (3/7/2023).

Syafrin memberikan contoh manfaat AI di Jalan Gunung Sahari-Jalan Dokter Sutomo (MBAL) yang pada sore hari dari sisi selatan sudah dapat mengalir lebih lancar ke arah utara.

Lalu bagaimana cara kerja AI dalam mengatasi kemacetan di Ibu Kota?

Secara bentuk, kamera AI ini berbentuk kamera ANPR yang terlihat mirip dengan kamera ETLE dari kepolisian. Namun, kamera ini terletak pada 100 meter sebelum simpang jalan.

“Jadi di 20 simpang, ada yang simpang lima, ada yang simpang empat, simpang tiga. Jadi di kaki persimpangan itu jaraknya sekitar 100 meter, kamera ANPR kita pasang. Itu untuk memonitor berapa traffic volume yang masuk di kaki simpang itu,” ujar Syafrin.

Penerapan AI dilakukan sendiri oleh Dinas Perhubungan dengan anggaran Rp78 miliar untuk 20 titik simpang dan ruang kontrol di lantai 16 Gedung Dinas Perhubungan, Gambir, Jakarta Pusat.

Cara kerja alat AI yang berbentuk kamera ANPR ini sifatnya sistem yang menghitung volume lalu lintas yang masuk di setiap kaki persimpangan, lalu sistem akan menghitung siklus waktunya.”Kemudian diberikan green time (waktu lampu hijau lebih lama) kepada satu simpang yang terpadat. Itu langsung diberikan waktu prioritas untuk melintas,” ujar Syafrin.

Dishub DKI Jakarta menyebut sebanyak 20 simpang sudah menggunakan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk membantu mengurangi kemacetan.

Adapun 20 titik lokasi yang sudah menggunakan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) antara lain Jalan Jembatan 2 Raya-Jalan Tubagus Angke, Jalan Kyai Tapa-Jalan Daan Mogot (Grogol), Jalan S Parman-Jalan Tomang Raya, Jalan S. Parman-Jalan KS. Tubun-Jalan Gatot Subroto (Slipi), dan Jalan Gatot Subroto-Jalan Rasuna Said (Kuningan).

Lalu Jalan Gatot Subroto-Jalan Supomo (Pancoran), Jalan MT haryono-Jalan Sutoyo (Cawang Uki), Jalan DI Panjaitan-Jalan Kalimalang, Jalan Ahmad Yani-Jalan Utan Kayu (Rawamangun), Jalan Ahmad Yani-Jalan Pemuda-Jalan Pramuka, Jalan Ahmad Yani-Jalan H. Ten, dan Jalan Perintis Kemerdekaan-Jalan Letjen Suprapto.

Kemudian Jalan Senen Raya-Jalan Kwitang (Senen), Jalan Gunung Sahari-Jalan Wahidin, Jalan Gunung Sahari-Jalan Dokter Sutomo (MBAL), Jalan Gunung Sahari-Jalan Angkasa-Jalan Samanhudi , Jalan Gunung Sahari-Jalan Mangga Besar (Kartini), Jalan Gunung Sahari-Jalan Pangeran Jayakarta, Jalan Gunung Sahari-Jalan Mangga Dua, dan Jalan Perniagaan Raya-Jalan Pasar Pagi Flyover (Jembatan Lima).

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button