Hangout

Berawal dari Kecelakaan, Ini 5 Fakta Pilu Fajri 300 kg yang Telah Berpulang

Ditulis oleh: Padnya Meisra Diliana

Mochammad Fajri, manusia berbobot 300 kilogram asal Tangerang meninggal dunia. Fajri mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Cipto Mangunkusumo Jakarta, pada Kamis (22/6/2023).

Mungkin anda suka

Dokter Spesialis Anestesi RSCM yang merawat Fajri, Sidharta Kusuma Manggala mengatakan, “Tn MF berpulang semalam pukul satu dini hari. Kondisi yang dialami adalah syok sepsis infeksi dari kakinya.”

Sebelum meninggal dunia, perjalanan Mochammad Fajri dengan kondisi obesitasnya dipenuhi drama pilu. Berikut faktanya!

Bergam Fakta Fajri 300 kg yang Cukup Dramatis

1. Berawal Dari Kecelakaan

Mengapa Fajri bisa sebesar itu? Sejak pindah ke kampung Pendurenan RT 05 RW 02 Kelurahan Pendurenan, Kecamatan Karang Tengah Kota, Tangerang, Fajri sudah gemuk. Tapi masih lincah dan sehat.

Bahkan ia masih bisa bekerja di biro jasa dan membuka bengkel motor di depan rumahnya.

Semua Berawal dari insiden kecelakaan yang dialaminya delapan bulan lalu. Pemuda berusia 23 tahun itu mengalami kecelakaan saat hendak pulang dari Bogor.

Tidak ada luka, namun hanya lebam pada kaki kanannya. Saat itu, Fajri menolak dirawat di rumah sakit. Ia hanya minta dioleskan minyak tawon untuk menghilangkan rasa sakit.

Sejak kejadian itu, ia sudah tidak bisa lincah bergerak. Bahkan kondisi kesehatannya semakin menurun.

Pada bulan Maret, kaki kanannya mulai bengkak. Namun Fajri masih enggan berobat ke rumah sakit. Alasannya sangat mulia, ia tidak ingin merepotkan orang lain.

2. Sulit Bergerak

Kecelakaan itu membuat Fajri hanya bisa beraktivitas di atas kasur. Untuk memenuhi kebutuhannya, ia selalu meminta bantuan tetangganya. Mulai dari membelikan air mineral hingga belanja kebutuhan dapur. 

Fajri sehari-hari hanya tidur di ruang tamu beralaskan karpet. Karena bobotnya yang sangat besar, Ia tidur bersandar pada kursi dengan punggung dan leher diganjal bantal.

Untuk mandi juga kesulitan. Laki-laki yang pernah bekerja di biro jasa itu harus menggeser tubuhnya perlahan. Setiap bergerak, ia pasti sesak napas. Alhasil, ia hanya mandi seminggu sekali dan butuh waktu dua jam. 

Apalagi untuk urusan BAK dan BAB. Fajri akan menampungnya dalam ember yang disediakan sang ibu. 

3. Pola Hidup yang Makin Berantakan

Seiring waktu, kebiasaan nyemil Fajri semakin meningkat. Ia kerap membeli beragam snack di warung dekat rumahnya. Bahkan kalau malam, ia sering pesan makanan online cepat saji.

Ditambah dengan pola tidur yang buruk, lambat laun kebiasaan-kebiasaan itu membuat berat badannya naik drastis hingga ratusan kilogram. 

4. Evakuasi Dramatis

Kondisi Fajri tak hanya membuat keluarganya khawatir, tapi juga tetangga dekatnya, Suherman. Suherman ingin membawanya berobat.

Di awal, Fajri masih kekeh tidak mau dibawa ke rumah sakit. Tetapi setelah dibujuk secara perlahan, ia pun akhirnya mau untuk berobat secara medis. 

Proses mengeluarkan Fajri dari rumah petaknya yang berukuran 3 x 7 meter itu tidaklah mudah. Setidaknya ada puluhan anggota pemadam kebakaran, satuan polisi pamong praja (Satpol PP), petugas medis dari Puskesmas Peduranan, RSUD Kota Tangerang maupun Dinas Sosial ikut berjuang mengevakuasi tubuh Fajri.

Evakuasi pun berlangsung selama sembilan jam. Dimulai dari petugas gabungan bergotong-royong mengangkat tubuh Fajri menggunakan karpetnya. Sayangnya, ide itu gagal.

Usaha kedua pun dilakukan. Kali ini dengan menggunakan tali tambang berukuran besar yang dililitkan dari bawah ketiak hingga bahu. Juga dililitkan di pinggang, paha dan kaki. Namun, lagi-lagi upaya itu gagal.

Cara lain pun dilakukan, yakni dengan memasukkan tubuh Fajri ke sarung. Lalu diangkat pakai bambu. Nyaris bisa, namun lagi-lagi Fajri tidak bisa melewati pintu rumahnya yang hanya selebar satu meter. Pintu itu kemudian dibongkar petugas hingga menganga lebar.

Untuk memudahkan proses evakuasi, tubuh Fajri diletakkan di atas papan bekas lemari. Kemudian diangkat menggunakan alat berat.

Tubuhnya pun berhasil digeser sedikit demi sedikit. Fajri dipindahkan ke mobil bak terbuka. Evakuasi yang berlangsung dramatis tersebut melibatkan 10 anggota Basarnas. 

5. Ditangani Banyak Dokter Spesialis

Setelah berhasil dievakuasi, Fajri 300 kg kemudian dibawa ke RSUD Kota Tangerang. Karena alat yang terbatas, Fajri dirujuk ke RSCM pada Jumat (9/6/2023) lalu.

Ia kemudian ditempatkan di ruang rawat inap terpadu yang dimodifikasi menjadi ruang ICU dengan fasilitas yang memadai.

Sejumlah tim dokter dari berbagai spesialis yang ikut serta merawat Fajri, diantaranya:

  • Anestesiologi dan Perawatan Intensif
  • Respirologi
  • Endokrin-Metabolik
  • Gastro-Enterologi
  • Kardiologi
  • Penyakit dalam
  • Bedah Digestif
  • Bedah Vaskuler
  • Urologi
  • Neurologi
  • Psikiatri
  • Dermatologi Venerologi
  • Rehabilitasi Medik
  • Gizi Klinik

Pihak RSCM juga membeli alat khusus karena alat yang ada hanya tersedia untuk pasien dengan kondisi berat badan normal.

Segala usaha terbaik sudah dilakukan. Namun nahas, kondisi Fajri tidak terselematkan. Ia berpulang pada Kamis lalu di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Cipto Mangunkusumo Jakarta, akibat syok sepsis.

Disclaimer: Kanal Penulis Lepas disediakan untuk tujuan informasi umum dan hiburan. Isi dari blog ini hanya mencerminkan pandangan pribadi penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Inilah.com.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button