Market

Berharap akan Kondusif, Kaltim Terima Investor Smelter Nikel Senilai Rp36,5 Triliun

Meskipun Rempang, Batam sedang kisruh karena akan masuknya investasi di daerahnya, semoga Pemprov. Kalimantan Timur sukses melakukan sosialisasi masuknya investor industri pengolahan dan pemurnian (smelter) berbasis nikel dengan nilai investasi Rp36,5 triliun.

Industri pemurnian bijih nikel ini akan segera dibangun di Kota Balikpapan dan Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Detailnya, pabrik smelter nikel yang pertama berada di Kota Balikpapan, tepatnya di kawasan Kariangau dengan investasi Rp6,5 triliun oleh PT Mitra Murni Perkasa (MMP).

Lantas pabrik smelter kedua berlokasi di Pendingin, Kecamatan Sanga Sanga, Kutai Kartanegara dengan investasi Rp30 triliun oleh PT Kalimantan Ferro Industry (KFI). “Kami yakin, keberadaan pabrik smelter ini mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kaltim bahkan Indonesia. Dari Kaltim untuk Indonesia,” kata Wakil Gubernur Provinsi Kaltim, Hadi Mulyadi dalam keterangannya di Samarinda, Selasa (12/9/2023).

Untuk pabrik Smelter Nikel Matte di Kota Balikpapan Barat, sebenarnya telah dimulai pembangunan yang ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Menteri Perindustrian Republik Indonesia Agus Gumiwang Kartasasmita. Rencana pabrik ini akan mengolah bahan baku baterai.

Sementara untuk pabrik smelter di Kukar informasi dalam waktu dekat segera diresmikan pembangunannya.Guna kelancaran pembangunan dan operasional, Wagub berharap, PT MMP membangun keharmonisan dan kondusifitas dengan masyarakat sekitar.

Karena, menurut dia, adanya hubungan yang baik, maka kegiatan perusahaan akan berjalan dengan baik pula.”Kami yakin, masyarakat dan pemerintah mendukung penuh demi kepentingan serta kemajuan Kaltim dan Indonesia,” ungkapnya.Sementara, Menteri Perindustrian Republik Indonesia, Agus Gumiwang Kartasasmita didampingi Direktur Utama PT MMP, Adhi Mustopo mengatakan, pembangunan Smelter Nikel Matte sebagai pendukung industri baterai di Indonesia.

“Investasi MMP ini seratus persen penanaman modal dalam negeri. Dengan harapan mewujudkan industri hilirisasi yang bermanfaat dan mendukung pengembangan industri baterai nasional,” jelasnya.”Target, akhir 2024 konstruksi pabrik selesai, dilanjutkan operasional, serta pengembangan turunannya dan produksi baterai nasional,” jelasnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button