Kepala Biro (Kabiro) Hukum dan Humas Mahkamah Agung (MA), Sobandi menyatakan pihaknya menerjunkan lima hakim dalam sidang putusan kasasi eks Kadiv Propam Mabes Polri Ferdi Sambo Cs lantaran menyita perhatian publik. Pada umumnya sidang putusan kasasi hanya tiga majelis hakim yang mengadili.
“Mungkin ada pertimbangan perkara menarik perhatian. Bagaimana komposisi itu ditentukan oleh pimpinan oleh Ketua Mahkamah Agung atau ketua Kamarnya,” jelasnya usai sidang putusan di gedung MA, Jakarta Pusat, Selasa, (8/8/202023).
Adapun lima komposisi hakim agung yang dimaksud yaitu Hakim tersebut yakni Suhadi sebagai Ketua Hakim, dibantu oleh hakim anggota yakni Suharto, Jupriyadi, Desnayeti, dan Yohanes.
Dalam sidang berjalan kurang lebih empat jam ini, Hakim Jupriyadi dan Hakim Desnayeti memiliki perbedaan pendapat atau atau dissenting opinion (DO) atas putusan kasasi Ferdy Sambo. Dua hakim itu kalah suara dengan tiga hakim lainnya yang pada akhir ketok palu Ferdy Sambo lolos dari hukuman mati menjadi penjara seumur hidup.
“Jadi beliau tolak kasasi, artinya tetap hukuman mati tapi putusan adalah tadi dengan perbaikan seumur hidup,” ujar Sobandi.
Sementara itu, putusan kasasi istri Ferdi Sambo, Putri Chandrawati yang awal 20 tahun penjara menjadi 10 tahun penjara. Sedangkan anak buah Ferdi Sambo disunat hukumannya masing-masing lima tahun penjara. Asisten Rumah Tangga Sambo Kuat Ma’aruf 10 tahun penjara penjara dan ajudannya, Ricky Rizal Wibowo menjadi 8 tahun penjara.
Sebelumnya, Ferdy Sambo beserta terdakwa lain yakni Putri Candrawathi, Kuat Ma’ruf, dan Ricky Rizal Wibowo telah mengajukan kasasi ke MA pada Mei lalu. Kasasi diajukan setelah Pengadilan Tinggi (PT) DKI Jakarta menolak banding atas vonis yang dijatuhkan Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan.
Putusan banding Majelis Hakim PT DKI menguatkan vonis hakim PN Jakarta Selatan. Ferdy Sambo tetap divonis hukuman mati, Putri Candrawathi divonis 20 tahun penjara, Kuat divonis 15 tahun penjara, dan Ricky Rizal 13 tahun penjara.
Beri Komentar (menggunakan Facebook)