News

Bertambah, Dinkes DKI Ungkap Jumlah Suspek Cacar Monyet Usai Temuan Kasus Baru jadi 7 Orang

Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengatakan pihaknya saat ini telah menemukan tujuh suspek cacar monyet usai temuan satu kasus baru monkeypox pada Jumat (20/10/2023).

Hal ini disampaikan Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinkes DKI Jakarta, Ngabila Salama pada Sabtu (21/10/2023). 

Sebelumnya, Ngabila menyebutkan, kasus suspek dari temuan kasus positif pada 20 Oktober hanya berjumlah tiga orang.

“Ada tambahan, total tujuh suspek per 20 Oktober kemarin. Kini dalam proses pemeriksaan,” ucap Ngabila kepada Inilah.com.

Ngabila menambahkan, ketujuh kasus suspek bukan merupakan mereka yang memiliki kontak erat dengan pasien positif. 

Mengingat berdasarkan hasil pemeriksaan ke seluruh kontak erat tidak memiliki gejala sehingga tidak diperlukan pemeriksaan lab.

“Hanya dipantau tiap hari jika bergejala baru diperiksa,” ucap Ngabila.

Tujuh Suspek Sudah Dilakukan Pemeriksaan PCR 

Sementara itu, kasus suspek saat ini juga dalam pemantauan Kemenkes RI dan juga Dinkes DKI. Ketujuh kasus suspek juga telah dilakukan pemeriksan PCR di kediaman mereka masing-masing.

“Masih di rumah masing-masing, hasil PCR monkeypox akan keluar kurang dari 24 jam. Jika positif PCR-nya pasti kami langsung isolasi di rumah sakit,” tegas Ngabila.

Sebelumnya pada kasus positif kedua per tanggal 18 Oktober 2023, Dinkes DKI dan Kemenkes RI menemukan dua suspek. Beruntung, dua suspek monkeypox tersebut dinyatakan negatif.

Penambahan satu pasien teridentifikasi cacar monyet pada Jumat (20/10/2023) membuat total kasus sejak pertama kali dilaporkan pada tahun 2022 menjadi tiga orang.

Satu kasus pada Agustus 2022 silam sudah dinyatakan sembuh setelah melakukan isolasi mandiri selama tiga minggu di rumah.

Sejauh ini, kedua pasien yang positif masih menjalani perawatan atau isolasi di sebuah rumah sakit di Jakarta. Perawatan dilakukan guna memutuskan rantai penularan.

“Kita kencangkan penemuan kasus baik di poli umum, anak, poli HIV, dan poli infeksi menular seksual,” pungkas Ngabila.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button