News

Biang Gaduh, Relawan Jokowi Harusnya Membubarkan Diri Bukan “Dipelihara”

biang-gaduh,-relawan-jokowi-harusnya-membubarkan-diri-bukan-“dipelihara”

Tak sedikit kalangan menilai Relawan Jokowi menjadi biang kegaduhan. Malahan muncul spekulasi eksistensi relawan sengaja dipelihara untuk mengakomodasi kepentingan tertentu. Sebab, setelah Jokowi menang pilpres seharusnya mereka membubarkan diri.

Direktur Eksekutif Lembaga Survei Kedai Kopi, Kunto Adi Wibowo menilai aksi relawan sudah terlampau jauh, tidak ideal lagi. Terlebih sepak terjangnya kerap memicu masalah baik urusan wacana tiga periode, hingga aksi terakhir di Stadion GBK, belum lama ini.

“Saya komentari relawan itu bentuk partisipasi tapi kemudian relawan ini enggak membubarkan diri, harusnya kan selesai,” kata Kunto, dalam acara diskusi bertajuk “Menelisik Zona Nyaman Jokowi” yang digelar di Jakarta, Minggu (4/12/2022).

Relawan Jokowi, lanjut Kunto, idealnya mengawasi jago mereka ketika terpilih dan mendukung program-program yang sudah ditetapkan. Dia malah mempertanyakan mengapa Jokowi seperti tidak mampu mengendalikan relawannya.

Dengan begitu, Kunto curiga, adanya keuntungan yang didapat Jokowi dengan membiarkan aksi-aksi relawannya itu. Malahan terbuka kemungkinan eksistensi relawan memang sengaja dipelihara.

“Makanya, kami bilang zona nyaman, jangan-jangan ada simbiosis mutualisme di sini, Pak Jokowi merasa dinyamankan oleh relawan sehingga relawan tetap ada yang seharusnya enggak ada,” tuturnya.

Dia meyakini Jokowi memiliki potensi menjadi negarawan, sebagaimana yang diharapkan banyak pihak. Maka sudah sepatutnya Presiden Jokowi menunjukkan sikap-sikap kenegarawan.

Kendati demikian, Kunto mempertanyakan mengapa Presiden Jokowi tetap melanjutkan mega-proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di tengah krisis seperti sekarang ini. Survei yang diadakan Kedai Kopi menyebutkan 60 persen responden menolak pembangunan ambisius itu.

“Menurut saya, seakan-akan Pak Jokowi ini ingin dinilai negarawan tapi akhirnya dia memilih legacy yang sifatnya bangunan dan monumen besar tapi sifatnya tidak melayani publik,” tuturnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button