Market

BPS: Ekonomi Nasional Pusatnya di Pulau Jawa Tapi Tumbuhnya Landai

Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut Pulau Jawa masih menjadi pusat atau sentral bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional lebih dari separuh. Tepatnya 57,27 persen.

Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS, M Edy Mahmud mengatakan, kontribusi Jawa terhadap PDB di triwulan II-2023 naik 57,18 persen ketimbang triwulan sebelumnya.

“Secara spasial, struktur perekonomian Indonesia pada triwulan II-2023 didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 57,27 persen, diikuti Pulau Sumatera sebesar 21,94 persen,” kata Edy dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Senin (7/8/2023).

Disusul, kata dia, Pulau Kalimantan, berkontribusi sebesar 8,32 persen, Sulawesi 7,13 persen, Bali dan Nusa Tenggara sebesar 2,77 persen, serta Pulau Maluku dan Papua sebesar 2,57 persen.

“Meskipun Pulau Jawa masih mendominasi kontribusi terhadap PDB, secara spasial pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi di Pulau Sulawesi yang mencatatkan pertumbuhan tertinggi yakni sebesar 6,64 persen secara tahunan (year on year/yoy),” ungkap Edy.

Selanjutnya, ekonomi Pulau Maluku dan Papua tumbuh 6,35 persen, Kalimantan sebesar 5,56 persen, Pulau Jawa 5,18 persen, Sumatera 4,90 persen dan terakhir Pulau Bali dan Nusa Tenggara yang tumbuh 3,01 persen.

Edy mengatakan jika dirinci.lagi, di antara wilayah yang mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup solid itu. Sebut saja, Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi satu-satunya wilayah dengan pertumbuhan ekonomi yang masih terkontraksi.

Dari pertumbuhan ekonomi kuartal II-2023 yang tercatat 3,01 persen, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami pertumbuhan 0,90 persen sedangkan Nusa Tenggara Barat (NTB) hanya 0,48 persen. Di satu sisi, Bali tumbuh 2,59 persen.

Ia menilai rendahnya pertumbuhan ekonomi di wilayah NTB karena adanya penurunan kegiatan pertambangan serta penggalian yang berdampak pada perekonomian daerah.

“Kalau kita lihat, dari Produk Domestik Regional Bruto Nusa Tenggara Barat yang terkontraksi di kuartal II 2023 ini, ada penurunan kegiatan pertambangan dan penggalian khususnya produksi tembaga serta kegiatan kehutanan dan pertanian khususnya produksi padi,” pungkasnya.

Adapun sumber pertumbuhan ekonomi Bali dan Nusa Tenggara didorong oleh penyediaan akomodasi dan makanan minum, transportasi dan pergudangan, dan jasa keuangan.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button