Market

BUMN Garap Transisi Energi, Pengamat: Menteri Erick Gerak Cepat

Keputusan Menteri BUMN Erick Thohir mendorong perusahaan pelat merah menjalankan transisi energi berkelanjutan, mendapat apresiasi. Gerak cepatnya sudah berbentuk.

Direktur Eksekutif Institut Kajian Energi, Akhmad Yuslizar menilai langkah brilian Menteri Erick mendorong transisi energi berkelanjutan dilakukan seluruh BUMN, khususnya sektor energi.

“Indonesia sudah menetapkan target emisi net zero pada 2060, dan pengurangan 32 persen emisi pada 2030. Jadi langkah Menteri Erick sudah sangat tepat dan benar Kembangkan transisi energi berkelanjutan di ekosistem BUMN,” kata Yuslizar, Jakarta, Rabu (30/11/2022).

Selanjutnya, Yuslizar mencontohkan kebijakan transisi energi yang digagas Menteri Erick, yakni regasifikasi gas kerja sama antara PGN dengan PLN yang sudah berjalan. “Direncanakan ada 10 pembangkit akan segera diregasifikasi. Pembangkit itu berada di koridor Sulawesi dan Nusa Tenggara,” ungkap Yos, sapaan akrabnya.

Contoh lain, lanjut Yos, kerja sama PT Bukit Asam (Persero) Tbk dengan PT Jasa Marga (Persero) Tbk, wujudkan energi ramah lingkungan dengan membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Tol Bali Mandara.

“Demikian pula pembangunan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), atau charging station. Saya kira, gebrakan beliau layak diapresiasi. Geraknya cepat sekali,” imbuhnya.

Wajarlah bila delegasi KTT G20 yang berlangsung pertengahan November 2022, kata Yos, memberikan atensi khusus terhadap Indonesia. Sejumlah negara maju bersedia mendanai program transisi energi berkelanjutan senilai US$20 miliar. Atau setara Rp300 triliun, asumsi kurs Rp15.000/US$.

Selain itu, Menteri Erick menginisiasi lahirnya PT Industri Baterai Indonesia/Indonesia Battery Corporation (IBC) pada Maret 2021. “Terbentuknya IBC bertujuan sebagai bagian dari peta jalan pengembangan baterai kendaraan listrik yang dilakukan BUMN, hasil kerja sama Mind ID, Antam, PLN dan Pertamina,” ucapnya.

Tak berhenti di situ. Sejumlah gebrakan Menteri Erick yang pro energi ramah lingkungan, terlihat dari Holding BUMN Perkebunan, yakni PT Perkebunan Nusantara III (Persero/PTPN III).

Diawali dengan peresmian PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) atau Sugar Co pada 7 Oktober 2022, PTPN III membangun industri Bioetanol berbasis tebu. Berkolaborasi dengan PT Pertamina (Persero) sebagai offtaker.

Rencananya, bioetanol berbasis tebu itu yang merupakan implementasi dari hilirisasi industri, bisa digunakan sebagai pengganti bahan baku bensin yang sangat ramah lingkungan.

Bioetanol berbasis tebu untuk bahan baku bensin, sejatinya sudah berhasil dilakukan Brazil. Saat ini, bioetanol untuk campuran bahan bakar di Brazil adalah yang termaju di dunia.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button